Bisnis.com, JAKARTA - Importir kedelai menilai penolakan terhadap usulan pembebasan bea masuk 5% oleh pemerintah justru berisiko merugikan kalangan perajin.
Direktur PT FKS Multi Agro Kusnarto mengatakan penolakan tersebut merupakan wewenang dari pemerintah. Pihaknya tidak terlalu mempermasalakan ada atau tidaknya bea masuk impor kedelai.
“Kalau ada bea masuk ya kami masukkan dalam biaya produksi, jika dibebaskan akan kami bisa hilangkan. Dampak sebenarnya lebih memberatkan perajin,” kata Kusnarto seusai public hearing di Gedung Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Kamis (5/9/2013).
Dia berpendapat meskipun bea masuk kedelai ini dihapus, belum tentu memberikan kompensasi terhadap dampak depresiasi rupiah. Harga kedelai impor yang saat ini berada pada kisaran $640-$650 per ton secara freight on board (FOB).
Harga tersebut, lanjutnya, masih ditambah dengan ongkos bongkar barang di pelabuhan, ongkos karung, ongkos kuli, susut, trasnportasi hingga sampai ke gudang yang bisa mencapai $50. Jadi, harga $700 per ton belum termasuk bea masuk.
“Hilangnya bea masuk 5% ini tidak begitu signifikan, hanya bisa membantu sedikit,” ujarnya.