Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Industri Plastik Dikoreksi

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat kondisi perekonomian yang kurang membaik saat ini, pelaku industri plastik melakukan koreksi pertumbuhan industri plastik tahun ini dari pertumbuhan 7,2% menjadi sekitar 6,5%-6,7%.

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat kondisi perekonomian yang kurang membaik saat ini, pelaku industri plastik melakukan koreksi pertumbuhan industri plastik tahun ini dari pertumbuhan 7,2% menjadi sekitar 6,5%-6,7%.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan koreksi target pertumbuhan akan dikoreksi apabila kinerja industri makanan dan minuman, dan program mobil murah dan ramah lingkungan berjalan dengan efektif.

Menurutnya, industri makanan dan minuman tahun ini tidak secerah tahun lalu, sehingga pihaknya sangat berharap pada program mobil murah dan ramah lingkungan yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian.

“Dalam satu mobil/kendaraan itu bisa sekitar 25.000 ton penggunaan bahan plastiknya,” kata Fajar di kantornya, Jumat (30/8/2013).

Pada semester I tahun ini, lanjut Fajar, kinerja industri plastik sangat cerah. Namun, pada semester II ini, tepatnya setelah hari raya Lebaran, pertumbuhan menjadi menurun. Meski begitu, dia berharap, cerahnya kinerja semester I bisa menopang pertumbuhan industri tahun ini. “Empat bulan terakhir ini diperkirakan menurun, kalaupun dikoreksi tidak jauh sekitar 6,5%-6,7%,” lanjutnya.

Adapun konsumsi plastik tahun ini diperkirakan akan mencapai 3,2 juta ton atau naik 6,6% dibandingkan tahun lalu sebesar 3,03 juta ton. Hingga Juli 2013, konsumsi sudah mencapai 2,3 juta ton.

Di sisi lain, harga petrokimia, yang juga bahan baku plastik, di pasar global terus membaik. Pada Juli 2013, harga petrokimia di pasar global menyentuh angka US$1.319 per metrik ton (/mt) atau naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1.175/mt.

Berdasarkan data bulanan Platts Global Petrochemical Index (PGPI, harga rata-rata PGPI pada Juli naik 0,5% dari Juni, menyusul kenaikan harga sejak Mei. Namun, pada basis tahunke tahun (y-on-y), harga petrokimia naik 12% dibandingkan Juli 2012.

Olefin, bahan baku petrokimia, juga bergerak lebih tinggi pada Juli ini, khususnya etilena sebagai komponen yang mengalami kenaikan terbesar dari tujuh komponen PGPI. Pada Juli ini, sebagian besar kenaikan harga didorong oleh kenaikan harga etilena sebesar 2%, terutama di Eropa.

Namun, kenaikan harga etilena tidak serta merta menentukan harga olefin di hilir. Misalnya, di pasar polietilena, kenaikan harganya fraksional atau hanya US$5/mt menjadi US$1.545/mt bila dibandingkan dengan Juni 2013. Kemudian, propilena, komponen olefin kedua di PGPI, menunjukkan pola harga tidak berubah pada Juli, dengan harga rata-rata di US$1,287/ton.

Selain itu, kenaikan harga minimal juga terlihat pada polipropilena, di mana harga bergerak hanya 1% dari rata-rata pada Juni US$1519/mt menjadi US$1,539/mt pada Juli.Sementara itu, untuk harga aromatik, sebagian besar lebih tinggi pada Juli 2013, meskipun dengan jumlah yang kecil. Index toulena global Platts menguat 1% menjadi rata-rata US$1.104 /ton dari rata-rata Juni sebesar US$1.094 /ton.

Harga Paraxylene naik dengan jumlah yang sama bulan lalu untuk sebesar US$1.405 /ton dari rata-rata bulan Juni US$1.389 /ton. Kemudian, Benzene, komponen aromatik terakhir dari PGPI, mengalami penurunan harga 4% pada Juli menjadi US$1.234 /mt dari rata-rata Juni US$1.286/ton.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper