Bisnis.com, JAKARTA— Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerintah serius untuk mengembangkan bahan bakar nabati, mengingat banyaknya potensi alam yang dimiliki Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Shinta Widjaja Kamdani menuturkan dunia usaha bukan pertama kali mendengar pernyataan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati.
“Pemerintah juga dicatat pernah mengeluarkan pernyataan untuk mendorong terkuranginya pelepasan emisi gas rumah kaca guna bisa mengurangi efek negatif dari ancaman perubahan iklim,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (24/8/2013).
Kali ini, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan serupa dalam hal peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati, khususnya penggunaan biodiesel dalam bahan bakar solar.
Kondisi perekonomian dunia saat ini yang tidak sehat dan berimbas ke dalam negeri, ditambah dengan defisit neraca perdagangan Indonesia saat ini telah menekan rupiah hingga nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) dirasa perlu untuk segera disikapi secara serius.
Guna merespons hal tersebut pemerintah pada Jumat (23/8/2013) telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan ekonomi, dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depan serta memastikan defisit transaksi berjalan Indonesia berada di level aman.
Salah satu kebijakan yang baru dirilis adalah peningkatan penggunaan biodiesel (biofuel) untuk kebutuhan dalam negeri yang ditujukan antara lain guna menekan impor BBM, khususnya solar.
Pemerintah tentunya berharap dengan kebijakan tersebut dapat menurunkan konsumsi solar impor dengan porsi biodiesel dalam solar yang kini komposisinya diperbesar. (ltc)