Bisnis.com, BUTON, Sultra--Besarnya potensi kekayaan wisata dan budaya yang ada di Kabupetan Buton, berhasil menarik minat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membuat film dokumenter khusus tentang daerah yang terletak di Sulawesi Tenggara tersebut.
Menparekraf Mari Elka Pangestu mengakui baru pertama kali mengunjungi Buton, tetapi sangat terkesan dengan berbagai potensi pariwisata, budaya, dan ekonomi kreatif di daerah tersebut, termasuk wisata bahari.
"Keindahan alam di bawah laut Sulawesi sudah terkenal karena itu harus dikembangkan dan dijaga," tuturnya.
Namun, ada satu hal yang belum banyak diketahui masyarakat mengenai kabupaten tersebut yakni kekayaan budayanya.
Buton merupakan salah satu kota pusaka karena memiliki kesultanan dengan pusat pemerintahan utama di keraton Buton.
Kesultanan Buton sudah ada sejak 1538 dengan Sultan pertama bernama Lakilaponto yang sekaligus menjadi raja terakhir di Buton.
Untuk melindungi Buton dari serangan luar, dibuatlah sebuah benteng khusus yang panjangnya mencapai 3 km sekaligus menjadi benteng keraton terluas di dunia.
Di luar benteng utama yang melindungi pusat keraton tersebut, juga terdapat benteng-benteng kecil di sekeliling Buton sehingga wilayah tersebut juga dikenal dengan sebutan negeri seribu benteng.
"Di Buton ini, kita tidak hanya bisa menyelam dan snorkling, tetapi ada daya tarik sejarah, budaya, dan kuliner, serta seni pertunjukan tari dan percampuran budaya. Semua dihadirkan secara lengkap di sini," ujarnya.
Untuk mengapresiasi kekayaan budaya dan wisata bahari yang ada di Buton, Mari berencana membuat film dokumenter mengenai potensi wisata di daerah tersebut.
"Dalam kunjungan pertama ini, saya membawa 3 orang untuk membuat film tentang daerah ini."
Dengan segala potensinya tersebut, Buton juga menjadi salah satu kota yang disinggahi oleh Sail Komodo Indonesia yang melakukan pelayaran untuk menjelajahi sekaligus mempromosikan wisata bahari, budaya, dan wisata alam di Indonesia.