Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah menyatakan perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn Technology Co Ltd ingin mempercepat realisasi rencana pembangunan pabrik telepon seluler dan TI di Indonesia.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat mengatakan pihaknya mendapat salinan email dari salah satu deputi Foxconn melalui Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Salah satu isi email itu adalah Foxconn menyatakan perundingan dengan partner lokal belum memuaskan sepenuhnya.
“Ada beberapa yang perlu dirundingkan. Pada intinya, mereka menginginkan percepatan,” kata Hidayat usai acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik pelumas oleh Shell di Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Hal-hal yang perlu dirundingkan, lanjut Hidayat, merupakan hal teknis dan substansi yang bisa diselesaikan oleh kedua belah pihak, baik Foxconn maupun partner lokalnya PT Erajaya Swasembada Tbk. Yang pasti, pihaknya berharap, pada Agustus-September ini keduanya sudah bisa melakukan penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU).
“Tidak ada kendala besar. Rencananya, Foxconn nanti berperan (mayoritas) untuk produksi, dan Erajaya berperan mendistribusikan,” tambahnya.
Direktur Marketing Communication Erajaya Group Djatmiko Wardoyo mengatakan pihaknya masih mencari titik temu dengan pihak Foxconn. Menurutnya, pihaknya masih melakukan review visibility bisnis terkait kerjasama ini.
“Tetapi yang pasti masih ada intensi (keinginan/harapan) untuk membuat semuanya make it happen,” katanya ketika dihubungi Bisnis.
Djatmiko enggan membocorkan hal-hal apa saja yang masih belum mencapai titik temu. Dia beralasan terikat perjanjian non-disclosure agreement (NDA) dengan pihak Foxconn sehingga tidak bisa menjelaskan secara rinci. Meski demikian, dia yakin rencana investasi masih berjalan.
“Ini rencana investasi besar. Masalahnya bukan hanya pada kami (Erajaya), tetapi kedua belah pihak. Kami masih melakukan perundingan secara business to business (B to B), setelah selesai baru kami laporkan pemerintah.”
Mengenai target pemerintah yang mengharapkan ditandatanganinya MoU rencana ini pada Agustus-September 2013, Djatmiko tidak bisa menjaminnya. “Bisa jadi September itu NDA diperpanjang, nanti saya cek. Intinya, kami masih berusaha untuk mencari titik temu.”
Foxconn dikabarkan akan menanamkan modal US$5 miliar-US$10 miliar di Indonesia. Investasi yang memiliki potensi penyerapan tenaga kerja hingga 1 juta orang itu sebelumnya dijadwalkan dimulai pada Desember 2012, tetapi tertunda karena berbagai hal.