Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Daging Sapi Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram

Bisnis.com,JAKARTA---Komite Daging Sapi (KDS) menilai Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai belum berhasil melakukan stabilisasi harga daging sapi. 

Bisnis.com,JAKARTA---Komite Daging Sapi (KDS) menilai Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai belum berhasil melakukan stabilisasi harga daging sapi. 

Pasalnya, sejak H-2 Lebaran harga daging sapi tembus harga Rp 120.000 per kilogram (kg).   

Ketua KDS Sarman Simanjorang mengatakan dua  hari menjelang Lebaran merupakan puncak masyarakat berbelanja untuk kebutuhan Lebaran. Sejak H-2, harga daging sapi bertahan di kisaran harga Rp100.000 hingga Rp120.000 per kg. 

Sarman menilai upaya Pemerintah untuk menekan harga ke titik normal dikisaran Rp80.000 per kg belum berhasil. Meski telah menambah kuota import sebesar 5 ribu ton oleh Bulog serta import sapi bakalan siap potong. 

"Ternyata kedua langkah tersebut masih belum  mampu menstabilkan harga. Mengapa hal itu bisa terjadi, saya melihat ada beberapa faktor yang mempengaruhinya," kata Sarman, Rabu (7/8). 

Adapun faktor terjadinya kenaikan harga daging sapi yang cukup tajam ini, antara lain; disebabkan psikologi pasar yang belum pulih.   

Hampir 1,5 tahun ketersediaan stok daging sapi diambang ketidakpastian. Pemerintah selalu menjamin daging lokal akan mampu mensuplai kebutuhan pasar. Tetapi pada kenyataan tidak terbukti sehingga harga gejolak daging semakin tidak menentu. 

Penyebab lain, Pemerintah telambat mengantisipasi kebutuhan daging sapi menjelang Lebaran. Karena,  pemerintah bertindak hari ke 3 bulan Ramadhan, setelah harga daging sapi sudah menembus 120ribu/kg. 

Penambahan realisasi kuota import sebanyak 5 ribu ton yang didatangkan secara bertahap tidak memiliki dampak yang signifikan menekan harga karena kedatangannya tidak sekaligus. 

"Di sisi lain pasar membutuhkan pasokan yang besar untuk memenuhi demand yang begitu tinggi.Termasuk kedatangan sapi bakalan siap potong juga sudah terlalu mepet sehingga tidak bisa didistribusikan secara merata," ujarnya.  (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper