Bisnis.com, JAKARTA--PT Timah (Persero) Tbk bersama tiga badan usaha milik daerah (BUMD) siap menggarap wilayah kerja pertambangan (WKP) PT Koba Tin di Bangka Belitung.
Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan PT Timah, mengatakan kesiapan perseroan dan 3 BUMD mengelola WKP milik Koba Tin tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan dan Kota Bangka Belitung.
“Dalam MoU yang dibuat sebelum ada perpanjangan sementara kontrak Koba Tin itu disebutkan nantinya PT Timah sebagai pemegang saham mayoritas,” katanya di Jakarta, Minggu (28/7/2013).
Agung mengungkapkan pihak terkait dalam MoU itu akan melakukan pembahasan porsi kepemilikan setelah pemerintah secara resmi memutus kontrak Koba Tin. Akan tetapi, hingga kini pemerintah belum memberikan kejelasan mengenai nasib perusahaan itu.
Menurutnya, pemerintah sempat menawarkan opsi kontrak Koba Tin diperpanjang dengan perubahan porsi kepemilikan. Nantinya, PT Timah akan menjadi mayoritas, sedangkan kepemilikan Malaysia Smelting Corporation (MSC) Berhard berkurang menjadi minoritas.
“Kalau kerja sama dengan pihak yang kurang etis, kami masih agak mikir juga. Kenapa juga harus diperpanjang, padahal kami rugi terus,” jelasnya.
Selama ini, Koba Tin hanya memberikan deviden pada 2008 sebesar US$3,26 juta, dan 2010 sebesar US$4 juta. Kemudian 2009 Koba Tin merugi hingga US$6,08 juta, dan terus berlanjut pada 2011 yang rugi US$6,29 juta, serta 2012 yang rugi US$6 juta.
Agung menuturkan pihaknya tidak pernah mendapatkan penjelasan secara rinci mengapa perusahaan itu bisa mengalami kerugian. Padahal, PT Timah selalu menanggung kerugian yang diperoleh Koba Tin, seperti pada 2012 perseroan menanggung US$1,5 juta dari total kerugian US$6 juta.