Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah siap menerapkan term of delivery cost, insurance and freight atau CIF dalam kegiatan ekspor mulai Agustus 2013 guna memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan yang berlangsung 6 kuartal terakhir.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan langkah itu pertama-tama akan mengatasi defisit neraca perdagangan yang menjadi salah satu penyebab ketimpangan neraca transaksi berjalan (current account deficit).
“Ini bisa menghapus gambaran defisit. Kalau neraca perdagangan lebih baik, tentu akan sangat membantu (neraca transaksi berjalan),” katanya seusai rapat koordinasi antara pemerintah dengan Bank Indonesia, Kamis (25/7/2013).
Selama Januari-Mei, defisit perdagangan tercatat US$2,53 miliar akibat ekspor sebesar US$76,25 miliar tak mampu menutup impor US$78,78 miliar.
Defisit perdagangan itu menyumbang defisit neraca transaksi berjalan yang pada kuartal I/2013 tercatat US$5,3 miliar.
Transaksi ekspor selama ini menggunakan metode free on board (FoB) yang hanya memperhitungkan nilai ekspor sampai barang dimuat di kapal, sedangkan impor menggunakan CIF yang memperhitungkan nilai barang, biaya pengapalan hingga asuransi pengiriman barang.
Gita meyakini masuknya jasa pelayaran, asuransi dan perbankan dalam penghitungan ekspor akan menambah nilai pengapalan US$5 miliar-US$10 miliar hingga akhir tahun sehingga dapat menutup defisit dagang yang terjadi selama 5 bulan terakhir.
Surplus neraca perdagangan diharapkan mampu mempersempit defisit neraca transaksi berjalan. (ra)