Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Migas, Statoil Indonesia Siap Eksplorasi Halmahera II

Bisnis.com, JAKARTA--Statoil Indonesia memenuhi komitmennya untuk melakukan survei seismik dengan luas mencapai 6.000 kilometer di Blok Halmahera II.

Bisnis.com, JAKARTA--Statoil Indonesia memenuhi komitmennya untuk melakukan survei seismik dengan luas mencapai 6.000 kilometer di Blok Halmahera II.

Dengan begitu, perusahaan siap melakukan kegiatan eksplorasi agar mendapatkan cadangan pasti minyak dan gas bumi (migas) di wilayah itu.

Agus Budiyanto, Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pengerjaan seismik itu memakan waktu 3 bulan. Nantinya, data itu akan diolah dan diintepretasikan kembali menjadi data cadangan migas di wilayah itu.

“Akuisisi seismik 2D ini berjalan sekitar 3 bulan tanpa terjadi kecelakaan kerja, dan akan digunakan untuk mengetahui potensi migas di wilayah itu,” ujarnya, Senin (22/7/2013).

Agus mengungkapkan perusahaan asal Norwegia itu belum akan melakukan pengeboran eksplorasi tahun ini, meski telah menyelesaikan seismik. Pasalnya, Statoil harus mengetahui dan memastikan wilayah yang tepat untuk dilakukan pengeboran dari data yang diperolehnya.

Pengolahan data dari proses seismik 2D, lanjut Agus, biasanya memakan waktu hingga satu tahun. Dari situ kemudian perusahaan migas mengurus perizinan dan memesan rig untuk melakukan pengeboran di lokasi yang telah ditentukan.

Statoil menjadi operator di Blok Halmahera II bersama Niko Resources dengan kepemilikan 80% milik Statoil, sementara 20% sisanya dimiliki Niko Resources.

Di blok itu, Statoil memiliki komitmen untuk melakukan studi geologi dan geofisika (G&G Study) dengan investasi senilai US$1 juta, dan melakukan seismik 2D seluas 6.000 kilometer dengan investasi US$9 juta. Selain itu, pengembang blok itu harus mengeluarkan US$2 juta sebagai signature bonus.

Saat ini, Statoil memiliki participating interest di 9 blok migas yang ada di dalam negeri. Akan tetapi, Statoil telah mengembalikan Blok Karama karena tidak menemukan cadangan hidrokarbon yang ekonomis.

Pengembalian itu dilakukan setelah perusahaan melakukan seluruh komitmen kegiatan eksplorasi dan kewajiban yang disebutkan dalam perjanjian kontrak bagi hasil. Adapun kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan di Blok Karama adalah studi geologi dan geofisika, seismik 3D, dan pengeboran tiga sumur, yani Sumur Gatotkaca, Sumur Anoman, dan Sumur Antasena.

Seluruh kegiatan eksplorasi di blok tersebut diperkirakan telah memakan biaya sebesar US$271 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper