Bisnis.com, JAKARTA - Kampanye dan promosi wisata dengan menggunakan sosial media untuk menyasar segmen komunitas online berisiko tinggi bila pemerintah tidak benar-benar siap untuk menerima masukan dari komunitas tersebut.
"Komunitas dalam sosial media adalah komunitas paling jujur, kalau bagus mereka akan katakan bagus, kalau jelek mereka tidak akan segan-segan mengatakan jelek. Jadi ini tentu ada risikonya," kata Direktur Pencitraan Indonesia pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ratna Suranti, Senin (22/7/2013).
Oleh karena itu, Kemenparekraf menyadari betul konsekuensi logis yang mungkin akan ditanggung dengan berkampanye melalui sosial media.
Menurut Ratna, komunitas online pada dasarnya adalah komunitas yang paling obyektif yang pernah ada sehingga justru dapat dijadikan indikator kesiapan pemerintah dan pengelola destinasi wisata terkait kesiapan mereka melayani wisatawan yang berkunjung.
"Jadi memang kita harus siap, kalau kita tidak siap perhitungkan dulu untuk promosi lewat sosial media. Komunitas ini pada dasarnya tidak memiliki tendensi apapun, hanya jujur terhadap apa yang mereka lihat atau rasakan," katanya.
Kemenparekraf sendiri sudah menggandeng beberapa komunitas online untuk mempromosikan pariwisata di Tanah Air.
Komunitas yang digandeng untuk bekerja sama di antaranya website jalan sutra, indobackpaker, sahabat museum, komunitas historia, pencinta kereta api, kompasiana, travel junkie, nusantara beta, dan kaskus travel.
Ratna mengatakan dalam 5 tahun terakhir pihaknya telah membuka dan memanfaatkan web www.indonesia.travel sebagai salah satu sarana promosi pariwisata secara online.
Selain itu, promosi online melalui sosial media juga digencarkan melalui facebook dan twitter.
"Bahkan ada komunitas unik yang berencana mengekplorasi destinasi wisata yang ada di pecahan mata uang rupiah kita. Mereka akan membagi pengalaman sekaligus memberikan panduan perjalanan kepada siapa saja yang ingin berwisata ke tempat itu," ungkapnya.
Kemenparekraf memberikan dukungan penuh terhadap komunitas-komunitas serupa dan terus berupaya menggandeng lebih banyak komunitas online dengan kesiapan penuh untuk mendengarkan masukan positif dari mereka.
"Bagaimana pun promosi melalui online saat ini tidak terelakkan. Apalagi promosi seperti ini menjadi sangat efekif ketika dana promosi kita terbatas," ujar Ratna. (Antara)
Promosi Pariwisata: Kemenparekraf Takut Gunakan Sosmed, Kenapa?
Bisnis.com, JAKARTA - Kampanye dan promosi wisata dengan menggunakan sosial media untuk menyasar segmen komunitas online berisiko tinggi bila pemerintah tidak benar-benar siap untuk menerima masukan dari komunitas tersebut. "Komunitas dalam sosial media
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : News Editor
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu