Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah meningkatkan produktivitas koperasi melalui program pembekalan dan penerapan teknologi tepat guna dengan mengembangkan bio gas sebagai energi baru dan terbarukan untuk usaha produktif.
Choirul Djamhari, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan untuk sementara pemanfaatan bio gas diarahkan kepada koperasi perajin tahu dan tempe di Kendal, Jawa Tengah.
“Perajin tahu tempe di kabupaten ini umumnya membuang limbah produksi ke saluran pekarangan rumah. Akibatnya, muncul masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan disertai bau menyengat,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/7/2013).
Untuk menghindari kerusakan lingkungan semakin parah serta protes warga, jelasnya, Kementerian Koperasi dan UKM memberi pembekalan kepada perajin tahu tempe maupun pengurus koperasi primer tahu tempe di kawasan tersebut.
Pembekalan yang diberikan tersebut, imbuhnya, untuk menambah wawasan, pemahaman, dan keterampilan teknis dalam penerapan teknologi tepat guna (TTG) karena yang dimanfaatkan menjadi bio gas adalah limbah dari industri tersebut.
Selanjutnya, limbah industri tahu tempe yang diolah perajin itu menjadi sumber energi baru dan terbarukan.
Menurutnya, pengolahannya murah, mudah diterapkan, dan sangat ramah lingkungan. Melalui penerapan TTG, perajin dari anggota Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) bisa memenuhi sendiri kebutuhan energinya.
“Melalui pemanfaatan bio gas dari limbah industri mereka, diharapkan bisa secara mandiri mengatasi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) yang ketersediannya semakin menipis. Meski secara perlahan, namun pemanfaatan bio gas merupakan solusi,” jelasnya.
Terkait pemasarannya, Choirul mengatakan Kementerian Koperasi dan UKM tengah mempersiapkan bantuan sosial sebesar Rp100 juta untuk pembangunan percontohan yang akan dikelola koperasi terkait atau Primkopti.
Adapun Primkopti yang terpilih menerapkan program tersebut di kawasan Kendal adalah Primkopti Harum. Koperasi ini menjalankan usaha penyaluran kedelai kepada anggotanya yang saat ini tercatat sebanyak 361 orang.
“Kami akan terus mendorong pemerintah daerah untuk mengimplementasikan penerapan teknologi tepat guna eneri baru dan terbarukan ini. Kami bahkan sudah mengusulkan masuk ke program Desa Mandiri Energi (DME) Kementerian ESDM,” ungkapnya.