Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Barang Semester I/2013 Capai 42%

BISNIS.COM, JAKARTA--Meski nilai realisasi bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) belum dipastikan, tapi rencana impor barang (RIB) dari berbagai sektor industri sepanjang semester I/2013 telah mencapai 42%.

BISNIS.COM, JAKARTA--Meski nilai realisasi bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) belum dipastikan, tapi rencana impor barang (RIB) dari berbagai sektor industri sepanjang semester I/2013 telah mencapai 42%.

BMDTP adalah pengembalian bea masuk bagi impor komponen beberapa sektor industri yang telah ditentukan yang belum mampu diproduksi atau dipenuhi oleh produsen di dalam negeri. BMDTP sebelumnya diharapkan mampu merangsang pertumbuhan manufaktur dalam negeri yang tengah terkena imbas berbagai masalah seperti penaikan biaya energi.

Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Kemenperin Haris Munandar menyebutkan dari 17 sektor industri terdapat beberapa sektor yang telah mengajukan RIB bahkan hingga 100% seperti karpet/permadani. Sektor lainnya yakni kemasan plastik 93%, resin sintetis 65%, dan otomotif 29%.

"Kalau RIB beberapa sektor industri ini disetujui maka nilai realisasi penyerapan BMDTP-nya akan mencapai sekitar Rp297 miliar," ujar Haris saat dihubungi Bisnis, Senin (8/7/2013).

Meski demikian, pengajuan RIB belum dilakukan semua sektor yang mendapatkan BMDTP. Beberapa sektor yang belum mengajukan di antaranya serat optik dengan pagu Rp4,5 miliar, kereta api dengan pagu Rp7,5 miliar, dan pupuk dengan pagu Rp30 miliar.

"Sampai saat ini kami belum mengetahui penyebab sektor tersebut belum mengajukan RIB. Dalam waktu dekat kami akan mengajak asosiasi pelaku industri kelima sektor tersebut untuk membahas permasalahan yang terjadi di lapangan," pungkas Haris

Adapun sepanjang tahun ini, target realisasi penyerapan BMDTP industri mencapai maksimal 50% atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai realisasi tahun lalu yakni hanya 36% dari totl pagu Rp428,6 miliar dengan RIB senilai Rp168,6 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper