BISNIS.COM, JAKARTA--Asumsi produksi minyak bumi siap jual (lifting) semester 1-2013 masih di bawah target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2013 sebesar 840.000 barel per hari.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan lifting pada periode Januari-Juni 2013 mencapai 832.000 barel per hari. jumlah tersebut masih lebih rendah dari target yang telah disepakati oleh DPR RI dalam APBNP 2013 sebesar 840.000 barel per hari.
“832.000 itu masih sesuai target yang kami ajukan. Kami kan mengajukan rentang 830.000 hingga 840.000 barel per hari, pokoknya lifting akan terus naik pada angka yang telah kami ajukan,” katanya di Jakarta, Rabu (3/7).
Rudi mengungkapkan meski nantinya lifting pada akhir tahun ini hanya sekitar 830.000 barel per hari, angka tersebut tidak akan banyak merubah postur APBNP 2013 yang telah ditetapkan. Alasannya, selisih antara target dengan realisasi relatif kecil, atau hanya sekitar 5.000 barel per hari.
Menurutnya, target lifting yang sebesar 900.000 barel per hari merupakan angka yang sangat politis dan sulit dicapai. Hal itu disebabkan tingkat penurunan produksi migas dalam negeri yang tinggi tidak dibarengi dengan tingginya kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan migas baru.
“Kalau ada yang menargetkan lifting 900.000 barel per hari untuk tahun ini, dan 1 juta barel per hari untuk tahun depan, itu adalah angka politis yang sulit direalisasikan. Kami hanya ingin mengajukan yang dapat kami capai dengan pertimbangan kemampuan produksi KKKS,” jelasnya.
Untuk 2014, SKK Migas telah mengusulkan target lifting sebesar 860.000 hingga 900.000 barel per hari. Menurutnya, target 900.000 barel per hari baru dapat tercapai jika Mobil Cepu Ltd mulai memproduksi minyak pada Agustus 2014.
Secara terpisah, Menteri ESDM Jero Wacik sempat menegaskan keseriusannya untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel pada 2014. Instruksi Presiden (Inpres) No. 2/2012 menurutnya, adalah perintah dari Presiden kepada dirinya untuk terus mengupayakan peningkatan produksi migas nasional.
Jero mengungkapkan target lifting 1 juta barel per hari tidak hanya penting bagi penerimaan negara, tetapi juga telah menjadi obsesi dirinya selama menjabat Menteri ESDM.
“Nanti dalam raker [rapat kerja] terakhir pada 2014, saya ingin sekali menyatakan, bulan ini produksi 1 juta barel tercapai,” ungkapnya.
Dia menjelaskan apabila produksi minyak telah mencapai 1 juta barel, maka hingga akhir 2014 lifting nasional dapat mencapai 860.000-900.000 barel per hari, seperti yang telah diusulkan.
Selain itu, saat ini juga Pemerintah terus berusaha meningkatkan kegiatan eksplorasi migas dengan menyiapkan berbagai usulan insentif, seperti penyederhanaan perizinan dan insentif fiskal. Dengan begitu, blok migas di dalam negeri akan lebih ekonomis dan menarik bagi investor.