BISNIS.COM, JAKARTA—Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok meminta importir agar datang lebih pagi untuk pemeriksaan agar proses kepabeanan di pelabuhan tersebut bisa berlangsung lebih cepat.
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Finari Manan mengatakan pihaknya meminta para importir menunjuk utusan di lapangan yang akan bertanggung jawab dan siap untuk diperiksa oleh pabean sejak pagi.
Menurutnya, banyak pengguna jasa pelabuhan tersibuk di Indonesia itu baru siap untuk diperiksa oleh pabean di atas pukul 10.00 WIB. “Padahal, kalau mereka bisa siap sejak pagi, tentunya akan lebih cepat selesai,” katanya kepada Bisnis pada Senin malam (01/7/13).
Dia menambahkan pihaknya telah bekerja sesuai dengan jam operasional yang berlaku di seluruh lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yakni mulai pukul 7.30 WIB hingga 17.00 WIB.
“Kami rasa kami telah menyediakan jam operasional sebagaimana jam kerja pegawai bea cukai lainnya. Kadang, pemeriksaan fisik yang dilakukan petugas bea cukai bahkan bisa selesai di atas jam 7 malam karena sudah terlanjur diperiksa,” jelas Finari.
Terkait keluhan pengguna jasa akan kurangnya petugas bea dan cukai di Pelabuhan Tanjung Priok, Finari mengatakan pihaknya telah menambah 50 orang pemeriksa barang. “Jadi tidak ada lagi alasan tidak ada petugas pemeriksa,” katanya.
Finari mengakui dwelling time sempat menjadi 8,4 hari pada Mei 2013 dan 6,4 hari pada April 2013. “Dwelling time, khususnya jalur merah, memang mempunyai waktu yang paling lama dibandingkan jalur lainnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang bersama dengan KPU Bea dan Cukai serta instansi terkait lainnya mencari cara dan melakukan berbagai upaya untuk mempersingkat dwelling time.
Namun, menurutnya, dwelling time bukan hanya tanggung jawab KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok semata, melainkan juga intansi pemerintah terkait lainnya. Permasalahan muncul saat bahandel penuh, sehingga pemeriksaan tidak dapat dilanjutkan.
Meskipun dihadapkan dengan permasalahan keterbatasan bahandel, Finari mengatakan bea dan cukai bukannya tanpa prestasi. Saat ini, menurutnya, tidak ada pengguna jasa yang mengantri untuk diperiksa pabean.
Padahal, jumlah antrian mencapai 400 pengguna jasa pada tiga pekan yang lalu. “Antrian nol menunjukkan kami telah mengupayakan untuk mengatasi keluhan bea cukai lamban,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bisnis dari sumber di Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, jumlah kontainer yang mengantri di jalur merah saat ini mencapai 600 box dengan jam operasional pemeriksaan hanya sampai pukul 17.00 WIB.
Dengan demikian, berdasarkan yard occupancy ratio (YOR) di pelabuhan yang menjadi pintu gerbang bagi 70% barang impor ke Indonesia itu mencapai 107% dan dwelling time menjadi 8 hari.