BISNIS.COM, DENPASAR–Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata (LSPP) Bali meminta kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memberikan 5.000 sertifikasi profesi guna menghadapi era perdagangan bebas Asean 2015.
I Gede Wijana, Manager Sertifikasi dan Standarisasi LSPP Bali, mengatakan permintaan dengan jumlah tersebut telah diajukan sejak awal tahun tetapi hingga saat ini belum diberikan.
“Hingga saat ini, Bali hanya mendapat jatah 1.500 sertifikasi profesi,” ujarnya, Kamis (26/6/2013).
Menurutnya, di Bali banyak yang perlu disertifikasi profesi karena pulau ini sebagai pintu masuk pariwisata Indonesia maka para pekerja pariwisata berkewajiban memiliki sertifikasi profesi.
Wijana berharap kementerian dapat memberikan jatah yang lebih banyak sertifikasi profesi di Bali dibanding daerah lainnya.
“Jika selama ini sertifikasi yang diberikan lebih banyak kepada pekerja di bidang front office dan house keeping maka perlu lebih banyak perhatian ke bidang profesi lain. Misalnya tour guide karena yang disertifikasi jumlahnya masih sedikit. Ini perlu perhatian lebih,” jelasnya.
Saat ini saja, swasta malah lebih peduli untuk melakukan sertifikasi profesi terutama lembaga-lembaga seperti kampus pariwisata yang dengan sendirinya ikut sertifikasi tanpa biaya dari pemerintah.
“Tujuan dari sertifikasi profesi ini adalah agar dapat menghadapi perdagangan bebas Asean pada 2015 mendatang. Untuk itu, ia berharap sertifikasi profesi harus dimiliki oleh pekerja pariwisata bisa terealisasi pada 2014 mendatang,” ungkapnya.