BISNIS.COM, JAKARTA--Greenomics Indonesia mengungkapkan sedikitnya terdapat 57 perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan perkebunan sawit yang terdeteksi titik-titik api di areal konsesinya selama 19-20 Juni 2013.
Greenomics Indonesia menggunakan data digital sebaran titik api yang bersumber dari hasil deteksi EOSDIS-NASA. Data tersebut kemudian dijadikan dasar geografis untuk pengecekan lokasi penyebaran titik-titik api tersebut pada areal-areal konsesi pemegang izin HTI dan perkebunan sawit di wilayah Riau.
Elfian mengatakan, hasil pemantauan sementara oleh Greenomics menunjukkan dari 57 perusahaan yang konsesinya terdeteksi titik api tersebut, 30 di antaranya adalah perusahaan-perusahaan HTI yang dimiliki dan berafiliasi dengan Sinarmas Forestry Group dan Riau Andalan Pulp and Paper, semuanya beroperasi di Riau," jelas Elfian Effendi, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia di Jakarta (Jumat, 21/6/2013).
Selain perusahaan-perusahaan HTI tersebut, lanjut Elfian, terdapat pula 27 perusahaan sawit yang konsesinya terdeteksi titik api, yang 26 di antaranya beroperasi di Riau dan satu beroperasi di Kepulauan Riau.
"Salah satu perusahaan sawit yang terdeteksi titik api tersebut adalah perusahaan sawit milik First Resources, yang merupakan kelompok bisnis sawit berkedudukan di Singapura dan tercatat di Bursa Efek Singapura," jelas Elfian.
Elfian memaparkan, di areal konsesi 57 perusahaan tersebut, terdeteksi 1.106 titik api selama 19-20 Juni 2013. Sebaran titik-titik api yang dipantau oleh Greenomics tersebut adalah titik-titik api yang berada pada areal-areal konsesi HTI dan sawit yang perizinannya terdata di Kementerian Kehutanan.
"Makanya, kami menyebutkan angka sedikitnya 57 perusahaan. Artinya, tentu lebih dari itu," papar Elfian.
Elfian menyatakan, Greenomics akan terus memantau perkembangan sebaran titik api yang terjadi saat ini dalam 24 jam dan 48 jam terakhir berdasarkan data EOSDIS-NASA.
Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan sebanyak 665 personel Tim Reaksi Cepat Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran sudah dikerahkan untuk membantu mengatasi kebakaran lahan masyarakat dan mengamankan area konsesi perusahaan.
"Sejak beberapa hari lalu, 665 tim reaksi cepat RAPP sudah dikerahkan diseluruh wilayah operasional," kata Kusnan di Pekanbaru, Jumat.
Kusnan menegaskan, hingga konsesi perusahaan masih aman dari kebakaran. Ia mengatakan, tim rekasi cepat RAPP kini juga sedang membantu melakukan pemadaman kebakaran di luar konsesi perusahaan di Pelalawan.
Kusnan mengatakan, tim tersebut bahu membahu bersama masyarakat dalam kelompok masyarakat peduli api (MPA) untuk mengatasi kebakaran lahan di luar konsesi.
"Kami juga dibantu oleh 22 Tim MPA yang tersebar di 10 estate perusahaan," katanya.
Menurut dia, pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) merupakan implementasi dari Permenhut no P 12/Menhut-II/2009 untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan.
Sementara itu, perusahaan yang memproduksi "pulp and paper" di Kabupaten Siak, Riau, yakni Sinar Mas sangat menyesalkan lahannya ikut terbakar dalam peristiwa kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau.
"Mulanya sepuluh hari yang lalu, terbakar lahan milik masyarakat setempat. Tetapi api kemudian merambat sampai ke lahan konsesi milik perusahaan mitra kami PT Arara Abadi," ujar Public Relations Sinar Mas Forestry Nurul Huda, kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan, belum di hitung berapa luas lahan yang terbakar karena pihaknya mengklaim yang terbakar hanya "dinding" pembatas tanaman akasia setelah melewati kanal yang dibuat.
Begitu juga dengan jumlah kerugian perusahaan yang belum di hitung pihaknya, akibat kejadian tersebut. "Sekarang atau saat ini kami fokuskan untuk penanganan kebakaran dan membantu memadamkan api di lahan milik masyarakat," ucapnya.
Tindakan tersebut dilakukan karena api mengancam lahan PT Arara Abadi, sehingga pihaknya menurunan tim sebanyak 15 regu. Dalam satu regu terdiri dari 10 orang untuk membantu memadamkan api agar tidak menjalar.