BISNIS.COM, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (Perseroan) akan mengekspor listrik sebesar 2 megawatt dari Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp ke wilayah perbatasan Papua Nugini.
Nur Pamudji, Direktur Utama PLN mengatakan ekspor listrik dari pembangkit berkapasitas 2X10 megawatt itu akan dilakukan pada kuartal 2-2014. Pasalnya, perseroan memerlukan waktu untuk membangun jaringan distribusi dari pembangkit ke perbatasan setelah pembangkit itu berproduksi secara komersial pada kuartal 1-2014 mendatang.
“Kami akan mengekspor listrik 2 megawatt ke wilayah perbatasan di Papua Nugini, karena kan jarak wilayah perbatasan itu tidak begitu jauh dengan Jayapura,” katanya di Jakarta, Selasa (18/6).
Nur mengungkapkan saat ini beban puncak listrik di Jayapura mencapai 57 megawatt dengan daya mampu sistem kelistrikan 61 megawatt ditambah dengan 2X10 megawatt dari PLTU Holtekamp mulai tahun depan. Dengan begitu, sistem kelistrikan di Jayapura tetap aman, meskipun ada 2 megawatt yang diekspor ke Papua Nugini.
Untuk harga listriknya sendiri, Nur menegaskan akan memberlakukan tarif nonsubsidi ditambah dengan keuntungan yang diambil PLN. Harga tersebut akan dihitung berdasarkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di wilayah itu ditambah dengan biaya distribusi dan keuntungan yang akan diambil PLN.
Menurutnya, PLN akan melistriki wilayah di Papua Nugini itu secara gradial dengan membangun jaringan distribusi dari pembangkit menuju perbatasan sepanjang 25 kilometer. Kemudian dari perbatasan menuju Provinsi Javalimo di Papua Nugini sejauh 45 kilometer akan dibangun jaringan distribusi oleh Papua New Guinea Power Limited.
“Keuntungan dari kerja sama ini adalah masyarakat dan wilayah yang ada di dekat jaringan distribusi antara pembangkit menuju perbatasan juga akan terlistriki, sehingga akan menambah elektrifikasi,” jelasnya.
Hingga saat ini, biaya pokok penyediaan tenaga listrik di Papua masih sekitar Rp3.000 per kilowatt hour (kWh). Pasalnya, listrik di Papua masih diproduksi oleh pembangkit listrik berbasis diesel yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).