BISNIS.COM, SEMARANG–Kelompok industri pengecoran logam Batur Jaya Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menggarap 150.000 blok rem kereta api senilai Rp12 miliar hasil tender periode semester I/2013 dari PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Ketua Umum Koperasi Batur Jaya Anas Yusuf Mahmudi mengatakan lelang pengadaan blok rem dilakukan menyesuaikan kebutuhan PT KAI, sementara untuk semester I/2013 KAI sudah melakukan pengadaan tiga kali dan dikerjakan Batur Jaya.
“Nilai pengadaan sepanjang semester I/2013 Rp12 miliar untuk tiga kali, lebih besar dari empat kali tender di tahun 2012 yang hanya sekitar Rp10 miliar,” katanya kepada Bisnis, Selasa (11/6/2013).
Menurutnya, lelang pengadaan blok rem tersebut bisa dilakukan hingga enam kali dalam setahun dengan jumlah unit yang berbeda tergantung kebutuhan PT KAI.
Dalam mengerjakan tender pembuatan blok rem kereta api, katanya, koperasi yang memiliki 200 anggota industri rumahan logam itu, bakal mendapatkan keuntungan tipis hanya sebanyak 5% yang akan masuk kas koperasi.
Keuntungan kecil itu kemudian diantisipasi melalui alternatif pengadaan bahan baku dengan mencari logam bekas bernilai beli lebih rendah sehingga bisa menekan biaya belanja produksi.
“Kebetulan kami juga bisa mendapatkan bahan baku dari bekas blok rem yang sudah tidak terpakai yang dijual lebih murah dari bahan baku logam yang biasanya seperti scrap [besi bekas] dan gram [limbah logam],” lanjutnya.
Sekretaris Koperasi Batur Jaya Umardani Nindya Harjana menuturkan kendala dalam mengerjakan pengadaan blok rem biasanya pada ketersediaan bahan baku yang terbatas.
“Pengadaan blok rem sepanjang semester I/2013 ini aman karena ada pasokan bahan baku blok rem bekas mencapai 1.000 ton,” ujarnya.
KAI rutin melakukan lelang pengadaan blok rem yang sebagian besar dimenangkan Koperasi Batur Jaya. Pengerjaan tender ITU menjadi kegiatan rutin untuk melanjutkan industri rumahan logam yang menyebar di wilayah Kecamatan Ceper, Klaten.
Industri logam di wilayah Kabupaten Klaten saat ini mencapai 270 unit usaha yang mempekerjakan sebanyak 4.006 tenaga kerja dengan nilai produksi sebesar Rp31 miliar per tahun.
