Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OBAT ANTI HAMIL: Johnson&Johnson Tarik 32 Juta Paket Pil KB

BISNIS.COM, JAKARTA--Johnson&Johnson secara sukarela menarik sekitar 32 juta paket pil pengatur kehamilan Cilest di Eropa, Asia, dan Amerika Latin, tindakan paling akhir dari serangkaian penarikan produk dalam 2 tahun terakhir.

BISNIS.COM, JAKARTA--Johnson&Johnson secara sukarela menarik sekitar 32 juta paket pil pengatur kehamilan Cilest di Eropa, Asia, dan Amerika Latin, tindakan paling akhir dari serangkaian penarikan produk dalam 2 tahun terakhir.

Cilest diproduksi oleh Janssen Pharmaceuticals Inc, unit usaha di bawah Jhonson and Jhonson.

Juru bicara perusahaan Michelle Romano mengatakan inisiatif penarikan 179 kelompok obat itu karena salah satu bahan aktif di dalam Cilest tidak dijelaskan di dalam pengujian rutin internal.

Laporan media menyebutkan hasil pemeriksaan menunjukkan satu dari dua hormon di dalam Cilest dilepas lebih lambat dari yang diharapkan. Pil itu tersedia di 43 negara, tetapi tidak diperdagangkan di Amerika Serikat.

Cilest mengandung dua jenis hormon yang mirip dengan hormon alami estrogen dan progesteron. Para perempuan biasa mengonsumsi Cilest untuk mencegah kehamilan karena obat ini menghambat pelepasan telur dari ovarium atau indung telur.

Penarikan tersebut sudah disampaikan ke seluruh apotek dan agen penjual pada 27 Mei, termasuk untuk pil yang diproduksi sesudah 2011. Perusahaan tidak mengeluarkan siaran pers yang mengabarkan penarikan tersebut.

"Penarikan dilakukan di tingkat apotek, toko obat dan agen penjualan, bukan pada tingkat konsumen," kata Romano seperti dikutip Reuters, Rabu (5/6/2013).

Dalam 2 tahun terakhir, perusahaan itu menarik sejumlah obat, lensa kontak, alat pacu jantung dan pemompa insulin.

Pada Maret, J&J juga menarik unit LifeScan dan mengganti hampir 2 juta meter alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula darah pada penderita kencing manis. Pasalnya, alat tersebut tidak berfungsi dengan benar dalam membaca glukosa yang tinggi. (Reuters)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor :
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper