BISNIS.COM, CEPU—Pemerintah optimis Lapangan Banyuurip di Blok Cepu akan berproduksi 165.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2014.
"Kalau itu [Lapangan Banyuurip] berproduksi 165 ribu bph, maka selanjutnya akan ada pasokan 1 juta bph minyak mentah," ujar Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik hari ini, Rabu (29/5/2013).
Menteri ESDM itu mengungkapkan hal itu saat memberikan sambutan kepada Wisuda Mahasiswa Perguruan Tinggi Kedinasan Akademi Minyak dan Gas Bumi (PTK Akamigas) di Cepu, Jawa Tengah.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar dari fosil tersebut, Jero mengatakan pasti akan ada eksplorasi baru. Dia menambahkan, dalam mengeksplorasi membutuhkan waktu yang sangat lama. Hal ini dicontohkan pada proyek Blok Cepu yang ditemukan sekitar 20 tahun lalu, tetapi bisa mulai berproduksi akhir 2014.
Blok Cepu yang mulai berproduksi pada 2008 saat ini menyumbang minyak mentah sebesar 27.000 barel. Lapangan tersebut mulai mengoperasikan fasilitas produksi awal pada 2009.
Saat ini sumbangan hasil dari minyak dan gas (migas) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp400 triliun. Ini menandakan bahwa sektor migas merupakan penyumbang perekonomian yang strategis.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan pemerintah terus mengusahakan produksi di Lapangan Banyuurip akan sesuai dengan target.
"Untuk target itu akan terus diusahakan. Akan ada yang memantau secara khusus agar urusan teknis lebih dipercepat" kata Edy.
Blok Cepu berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terdapat kabupaten-kabupaten yang mengelilingi yaitu Blora, Tuban, dan Bojonegoro. Cadangan migas yang ada berada di wilayah kerja ketiga daerah tersebut.
Sebelum ground breaking pertama pada 2011, ada 5 pemerintah daerah yang dipanggil yaitu Bupati Blora, Bupati Tuban, Bupati Bojonegoro, Gubernur Jawa Tengah, dan Gubernur Jawa Timur. Mereka diminta untuk membagi rata hasil produksi blok tersebut.