Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MENTERI KEUANGAN BARU: CHATIB Siap Rintis Perbaikan

BISNIS.COM, JAKARTA--Menteri Keuangan yang baru Chatib Basri akan fokus merancang kebijakan fiskal yang mampu menarik investasi dan meningkatkan peran pengeluaran pemerintah pada pertumbuhan ekonomi.Chatib mengaku tugasnya sebagai menteri keuangan berat

BISNIS.COM, JAKARTA--Menteri Keuangan yang baru Chatib Basri akan fokus merancang kebijakan fiskal yang mampu menarik investasi dan meningkatkan peran pengeluaran pemerintah pada pertumbuhan ekonomi.

Chatib mengaku tugasnya sebagai menteri keuangan berat terutama karena masa kerja yang hanya kurang lebih 1,5 tahun hingga masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II berakhir.

"Berat, tetapi selalu ada ruang [untuk perbaikan]. Seperti waktu saya di BKPM," katanya usai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (20/5/2013).

Dia mengatakan dalam jangka pendek kebijakan yang paling tepat untuk menjaga kinerja perekonomian Indonesia adalah mendorong pengeluaran pemerintah ke sektor produktif.

Belanja APBN mandek pada kuartal I/2013, menurut dia, adalah salah satu faktor yang menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga hanya mencapai 6,02% pada kuartal I/2013.

Chatib mengatakan kinerja tersebut bisa diperbaiki jika pemerintah mampu mempercepat pertumbuhan pengeluaran belanja pemerintah minimal hingga 5% dari 0,42% pada kuartal I/2013.

"Saya ambil contoh waktu 2008, waktu itu fiscal growth kita bisa tumbuh 14%. Itu bisa kontribusikan 1% terhadap pertumbuhan ekonomi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/5/2013).

Pemerintah, lanjutnya, juga akan mempersiapkan kebijakan fiskal yang bisa semakin meningkatkan minat dan memudahkan investasi di berbagai sektor perekonomian domestik termasuk pemberian insentif khusus.

Namun, Chatib menegaskan rencana pemberian insentif dan meningkatkan pengeluaran pemerintah akan dijalan dengan tetap menjaga keseimbangan fiskal.

Dia mengatakan kondisi fiskal saat ini sudah berada dalam tekanan yang sangat tinggi dari ketidakseimbangan neraca pembayaran dan berbagai hal lain.

"Pokoknya intinya kehati-hatian fiskal harus tetap dijaga. Alokasi [belanja APBN]-nya harus ke sektor-sektor produktif, insentifnya juga diberikan. Tentu dicari nanti, tidak semua bisa diberikan," kata Chatib.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper