BISNIS.COM, JAKARTA – Realisasi penerimaan bea dan cukai hingga medio Mei masih 33,33% dari target APBN 2013 sebesar Rp150,71 triliun akibat tekanan harga komoditas di pasar internasional.
Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencatat penerimaan bea dan cukai hingga 12 Mei hanya Rp50,23 triliun, dengan rincian bea masuk Rp9,9 triliun, bea keluar Rp5,11 triliun dan cukai Rp35,22 triliun.
Penerimaan bea masuk hanya 36,65% dari target APBN 2013 sebesar Rp27 triliun karena penurunan nilai impor 0,62% (year on year) pada kuartal I/2013, di samping konsekuensi peningkatan penggunaan surat keterangan asal (SKA) perjanjian perdagangan bebas.
Sementara itu, penerimaan bea keluar hanya 16,13% dari target tahun ini Rp31,7 triliun karena harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti minyak sawit mentah (crude palm oil) dan bijih mineral yang masih tertekan menyusul ketidakpastian ekonomi global.
Adapun realisasi penerimaan cukai cukup menggembirakan, yakni 37,87% dari target Rp93 triliun karena ada kenaikan tarif cukai hasil tembakau 5% mulai 25 Desember 2012.
Kendati masih belum signifikan, Ditjen Bea dan Cukai optimistis mampu melampaui target APBN 2013 seiring indikator ekonomi makro yang relatif masih baik dan peningkatan produksi rokok di Tanah Air.
Otoritas kepabeanan itu memproyeksikan penerimaan bea dan cukai hingga akhir tahun Rp152,15 triliun atau 100,9% dari target APBN 2013.
Rinciannya, penerimaan bea masuk Rp30,81 triliun atau 114,1% dari target, cukai Rp92 triliun atau 112,7% dari target dan bea keluar yang hanya Rp17,61 triliun atau 55,5% dari target.
“Target dan proyeksi penerimaan secara keseluruhan pada tahun 2013 ini dapat tercapai,” ujar Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Kemenkeu Susiwijono, Minggu (19/5/2013). (mfm)