Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN RI: Keterkaitan Ekonomi & Politik Cenderung Melemah

BISNIS.COM, JAKARTA-Indonesia saat ini dinilai mengalami kecenderungan melemahnya keterkaitan [decoupling] antara kondisi perpolitikan dan perekonomian.

BISNIS.COM, JAKARTA-Indonesia saat ini dinilai mengalami kecenderungan melemahnya keterkaitan [decoupling] antara kondisi perpolitikan dan perekonomian.

Pengamat Ekonomi-Politik Faisal Basri mengatakan keterkaitan yang kuat antara ekonomi dan politik terakhir terjadi di masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie dan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Sejak masa Megawati menurun keterkaitan ekonomi dan politik hingga sekarang terjadi decoupling,” katanya dalam acara Investor Forum Mandiri Sekuritas Group 2013, Rabu (15/5/2013).

Secara khusus, dia menyoroti keterkaitan ekonomi dan politik saat ini. Dia mencontohkan kondisi decoupling, terlihat pada peringatan Hari Buruh (Mayday) pada 1 Mei lalu. Pada saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru di level  5.060,92. Kemudian, investasi portofolio juga menunjukkan tren yang meningkat.

Selain itu, pasar surat utang negara (SUN) saat ini dinilai masih bagus dengan tingkat imbal hasil [yield] yang masih rendah. Dia juga menyoroti pertumbuhan kunjungan turis yang menunjukkan tren meningkat.

“Biasanya kalau politik gonjang-ganjing, turis turun, sekarang naik terus. Hanya 1 bulan dalam 5 tahun terakhir turun secara year-on-year,” katanya.

Di sisi investasi, Faisal berpendapat investor asing masih memandang Indonesia sebagai daerah tujuan investasi yang menarik. Dia mencontohkan di mata investor Jepang, Indonesia menempati urutan keempat sebagai daerah tujuan investasi, mengalahkan Thailand dan Malaysia.

Dia menuturkan asing menilai Indonesia masih memiliki ruang gerak yang luas untuk ekspansi investasi, alasannya a.l. jumlah penduduk usia muda yang besar dan pertumbuhan kelas menengah yang baik. (26/yus)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper