Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

PEREKONOMIAN RI: Keterkaitan Ekonomi & Politik Cenderung Melemah

BISNIS.COM, JAKARTA-Indonesia saat ini dinilai mengalami kecenderungan melemahnya keterkaitan [decoupling] antara kondisi perpolitikan dan perekonomian.
Hedwi Prihatmoko
Hedwi Prihatmoko - Bisnis.com 16 Mei 2013  |  01:44 WIB
PEREKONOMIAN RI: Keterkaitan Ekonomi & Politik Cenderung Melemah

BISNIS.COM, JAKARTA-Indonesia saat ini dinilai mengalami kecenderungan melemahnya keterkaitan [decoupling] antara kondisi perpolitikan dan perekonomian.

Pengamat Ekonomi-Politik Faisal Basri mengatakan keterkaitan yang kuat antara ekonomi dan politik terakhir terjadi di masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie dan KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Sejak masa Megawati menurun keterkaitan ekonomi dan politik hingga sekarang terjadi decoupling,” katanya dalam acara Investor Forum Mandiri Sekuritas Group 2013, Rabu (15/5/2013).

Secara khusus, dia menyoroti keterkaitan ekonomi dan politik saat ini. Dia mencontohkan kondisi decoupling, terlihat pada peringatan Hari Buruh (Mayday) pada 1 Mei lalu. Pada saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru di level  5.060,92. Kemudian, investasi portofolio juga menunjukkan tren yang meningkat.

Selain itu, pasar surat utang negara (SUN) saat ini dinilai masih bagus dengan tingkat imbal hasil [yield] yang masih rendah. Dia juga menyoroti pertumbuhan kunjungan turis yang menunjukkan tren meningkat.

“Biasanya kalau politik gonjang-ganjing, turis turun, sekarang naik terus. Hanya 1 bulan dalam 5 tahun terakhir turun secara year-on-year,” katanya.

Di sisi investasi, Faisal berpendapat investor asing masih memandang Indonesia sebagai daerah tujuan investasi yang menarik. Dia mencontohkan di mata investor Jepang, Indonesia menempati urutan keempat sebagai daerah tujuan investasi, mengalahkan Thailand dan Malaysia.

Dia menuturkan asing menilai Indonesia masih memiliki ruang gerak yang luas untuk ekspansi investasi, alasannya a.l. jumlah penduduk usia muda yang besar dan pertumbuhan kelas menengah yang baik. (26/yus)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

politik ekonomi faisal basri
Editor : Yusran Yunus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top