BISNIS.COM, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) EP berhasil menghentikan semburan liar (blowout) di Sumur TLJ-25 Pertamina EP Aset 2 Lapangan Prabumulih yang disebabkan adanya akumulasi gas dalam reservoir sejak pengeboran dihentikan pada 1953.
Tubagus Nasiruddin, General Manager Pertamina EP Aset 2 mengatakan semburan liar di Sumur TLJ-25 telah berhasil dihentikan sejak pekan lalu. Semburan liar itu berhenti setelah seluruh gas di dalam reservoir terbuang.
“Setelah gas terbuang, semua sudah aman. Sumur TLJ-25 sekarang ini tidak dilanjutkan pengeborannya dan sudah ditutup. Saat ini kami berencana untuk melakukan pengeboran sumur baru,” katanya di Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Nasiruddin mengungkapkan pengeboran sumur baru itu dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan Sumur TLJ-25. Apalagi, rig yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran sumur baru itu tidak berbeda dengan yang digunakan untuk mengebor TLJ-25.
Menurutnya, paling tidak dibutuhkan waktu 3 bulan untuk melakukan pengeboran sumur baru. “Dalam 1,5 bulan biasanya sumur baru sudah siap dibor. Hasil produksi dari sumur baru itu kami perkirakan sekitar 300 barel per hari,” jelasnya.
Semburan liar yang terjadi selama 4 minggu itu, lanjut Nasiruddin, tidak menyebabkan Pertamina EP kehilangan produksi. Perseroan hanya mengalami penundaan tambahan produksi dari Sumur TLJ-25 yang sebesar 300 barel per hari, sehingga perseroan kehilangan potensi tambahan produksi sebanyak 8.400 barel per hari akibat blowout itu.
Produksi minyak di Pertamina EP Aset-2 saat ini mencapai 25.000 barel per hari dan gas 390 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd). Angka produksi itu melewati target yang ditetapkan sebelumnya yang sebesar 24.500 bph untuk minyak dan 370 MMscfd untuk gas.
Semburan liar di Sumur TLJ-25 terjadi sejak Maret 2013 lalu. Upaya penghentian dilakukan dengan menginjeksikan lumpur sebanyak tiga kali volume lubang, atau sekitar 1000 - 12.000 barel dengan rata-rata maksimal 24 barel per menit di lubang yang sama.
Agus Amperianto, Manager Humas Pertamina EP mengatakan sumur baru yang dibor perseroan itu ditargetkan dapat memproduksi minyak sebanyak 300 barel per hari. Untuk investasinya, perseroan telah menganggarkan Rp3,5 miliar dari kas internal perseroan.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan sebelumnya mengatakan blowout yang terjadi di Sumur Talang Jimar secara tidak langsung berpengaruh pada produksi Pertamina EP. Pasalnya, sumur tersebut merupakan sumur pengembangan yang diharapkan bisa meningkatkan produksi.
“Dengan adanya kendala operasi blowout, yang diharapkan siap beberapa hari, dia akan mundur. Sehingga kontribusi tambahan produksinya akan lebih belakangan,” katanya.
Tambahan minyak tersebut tidak hilang, tetapi hanya mundur perolehan tambahan produksinya. Mundurnya jadwal perolehan tambahan ini akan berpengaruh terhadap produksi tahunan. Meski begitu, pihaknya berharap tidak terlalu banyak karena blowout hanya beberapa hari saja. (dot)