BISNIS.COM, JAKARTA—Konferensi The International Association of Ports and Harbours (IAPH) ke-28 di Los Angeles resmi memilih Indonesia sebagai tuan rumah konferensi IAPH ke-30 di Nusa Dua, Bali, pada 2017 mendatang.
Indonesia resmi dipilih oleh lebih dari 95 negara yang hadir sebagai peserta konferensi IAPH ke-28 di Los Angeles, Amerika Serikat. Konferensi IAPH ke-30 akan diselenggarakan bersama oleh PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV (Persero).
Direktur Utama Pelindo II RJ Lino mengatakan perseroan mengajukan diri sebagai tuan rumah konferensi 2 tahunan dengan mengumpulkan seluruh pengelola dan pakar pelabuhan guna menemukan solusi atas isu dan ide terbaru terkait dengan kepelabuhanan
Sebelumnya, Pelindo II atau Indonesia Port Corporation yang mewakili Indonesia dalam tender tuan rumah IAPH ke-30, mempresentasikan usulan lokasi dan konsep acara pada 18 Maret lalu saat pelaksanaan Asia Oceania Regional Meetingdi Dubai, Uni Emirat Arab.
Saat itu, Indonesia mendapatkan persetujuan untuk menjadi wakil dari kawasan Asia oleh komite Asia Oceania Regional Meeting, dalam tender tuan rumah IAPH ke-30. Lalu pada konferensi IAPH ke-28 pada 7 Mei lalu, IPC ditetapkan sebagai tuan rumah konferensi ke-30.
RJ Lino mengatakan Bali menjadi pertimbangan utama karena dari sisi infrastruktur, merupakan wilayah yang sangat siap menyelenggarakan berbagai konferensi internasional. Tahun ini, Bali juga dipercaya Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sebagai lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi APEC.
“Konferensi IAPH 2017 harus menjadi momentum menunjukkan pada seluruh negara di dunia bahwa pelabuhan-pelabuhan di Indonesia telah semakin efisien. Perbaikan yang kami semua lakukan sejak 4 tahun atau 3 tahun lalu, terus hingga 4 tahun ke depan, akan menjadi bukti bahwa pelabuhan kami sudah berkelas dunia,” tegas RJ Lino dalam siaran pers, Kamis (9/5/2013).
Dia mengatakan meski memilih Bali, tetapi Terminal New Priok tetap akan menjadi salah satu mata acara yang penting bagi para delegasi dari negara-negara yang memiliki konektivitas jalur pelayaran di Asia Tenggara.
Hal ini sebagai bukti nyata pada dunia internasional bahwa Indonesia siap menjadi hub atau pelabuhan penghububung perdagangan intra-Asia, Eropa-Asia Timur, Australia-Asia Timur, hingga Asia-Amerika Latin.