BISNIS.COM, PEKANBARU-PT Gemilang Cipta Nusantara, sister company PT Riau Andalan Pulp and Paper, menyiapkan dana US$17 juta untuk proyek Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau.
Penanggunjawab RER Anthony Greer menyebutkan dana tersebut bakal digelontorkan secara bertahap selama sepuluh tahun mendatang.
"Untuk dua tahun pertama dananya akan besar. Tahun pertama sudah ada komitmen pendanaan US$3 juta dan tahun kedua US$2juta, untuk delapan tahun kemudian dananya US$1,5 juta per tahun," jelasnya, Minggu petang (6/5).
Kebutuhan dana tersebut, lanjutnya, bakal dipenuhi oleh Asia Pacific Resources International Limited (APRIL), perusahaan milik Sukanto Tanoto. Pada dua tahun pertama investasi akan dikucurkan untuk membuat baseline Semenanjung Kampar serta kegiatan reforestasi dan enrichment.
Luas lahan yang akan direforestasi mencapai 5.000 hektare, dengan luas lahan yang bakal diperkaya jumlah tanamannya (enrichment) mencapai 17.500 hektare. Adapun luas total RER mencapai 20.265 hektare.
Greer mengklaim pembiayaan yang dilakukan RER merupakan model yang paling berkelanjutan. Pasalnya, restorasi ekosistem merupakan proyek jangka panjang yang izin konsesinya mencapai 60 tahun.
"Selama ini proyek restorasi ekosistem bergantung pada pembiayaan dari donor. Ini kan proyek jangka panjang, sehingga sulit untuk bergantung pada donor," jelasnya.
Direktur PT Gemilang Cipta Nusantara Dian Novarina berharap proyek RER tidak hanya menjadi proyek sosial dan lingkungan. Dia berharap program ini bisa turut mendatangkan keuntungan dalam beberapa tahun mendatang.
"Kami masih mengkaji bentuk bisnisnya seperti apa. Pendapatan bisa saja didapat dari bisnis jasa lingkungan, yang jelas bentuk bisnisnya adalah hasil hutan nonkayu," ujarnya.
Dian menjelaskan salah satu jenis bisnis yang bisa dijalankan dalam proyek RER adalah komersialisasi area riset. Meski demikian, peluang pendapatan terbesar kemungkinan bisa didapat dari perdagangan karbon.
Selain itu, RER juga bisa mendatangkan keuntungan tidak langsung bagi RAPP. Berdasarkan kajian yang dilakukan Tropenbos International Program Indonesia, kawasan Semenanjung Kampar berperan penting bagi kawasan hutan tanaman industri yang berada di sekitar kawasan tersebut.
"Kalau melihat kajian Tropenbos, di Semenanjung Kampar ada kubah gambut yang tidak boleh digunakan sebagai hutan industri. Kalau daerah ini rusak, maka akan berpengaruh terhadap kegiatan budidaya yang dilakukan di sekitar sekitar wilayah tersebut karena fungsinya sebagai pelestari tata air dan penyimpan karbon," jelasnya.(mfm)