Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPANSI FREEPORT: Belum Bisa Bangun Smelter Tahun Depan

BISNIS.COM, JAKARTA – PT Freeport Indonesia menyatakan pada 2014 belum bisa membangun smelter atau pemurnian untuk tembaga. 

BISNIS.COM, JAKARTA – PT Freeport Indonesia menyatakan pada 2014 belum bisa membangun smelter atau pemurnian untuk tembaga. 

Freeport masih melakukan studi untuk membangun smelter, terkait dengan kewajiban para pengusaha tambang membangun tempat pemurnian tersebut pada awal 2014 oleh Pemerintah mengacu pada UU No.4/2009.

Pihak Freeport Indonesia  menyatakan bahwa dari studi yang sudah pernah dilakukan, belum ada tanda-tanda nyata yang menujukkan bahwa smelter mampu menunjang produksi tambang mereka. Direktur Teknikal Freeport Indonesia, Rudy Seba , menyatakan ada tiga hal yang telah disampaikan pada pemerintah. 

 “Yang jelas 2014 belum bisa dilakukan. Ada beberapa hambatan, salah satunya by product yaitu ada kandungan terkecil yang ternyata harus dimurnikan, teknologi ini belum ada di Indonesia,” ujar Rudy di Jakarta, Selasa (23/4/2013).

 Hal pertama adalah studi yang menggunakan dua standar, salah satunya menurut standar Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan menggunakan standar Amerika. Selanjutnya adalah adanya penjamin suplai smelter untuk pihak-pihak yang berinfestasi. Hal ini merupakan tanggapan bahwa produksi tembaga pada 2017 akan mengalami penurunan. 

 Jika pembangunan smelter tetap dilakukan, padahal suplai menurun, keadaan ini akan merugikan perusahaan. Selain, Freeport mengusulkan untuk melakukan studi bersama dalam pembangunan smelter ini dengan contoh smelter yang ada di Gresik saat ini. 

 Dia menambahkan, China, salah satu negara yang telah memanfaatkan smelter karena mereka memliki proses hilirisasi yang besar. Selain itu, China juga memanfaatkan sendiri hasil dari hilirisasi tersebut. Pemerintah China menunjang adanya hilirisasi dengan impor katoda sebanyak 9 juta ton per tahun. Hal ini menyatakan bahwa sebaiknya smelter dimiliki oleh pemerintah dan merupakan subsidi. 

 Smelter sebaiknya dibangun di kawasan terpadu. Studi kelanjutan yang dilakukan Freeport akan melibatkan perguruan tinggi negeri. Selain itu mereka akan melakukan penghitungan dari data primer seperti melihat lahan, listrik, dan gas.  

 “Perhitungan data harus ada. Sebagai contoh adalah smelter di Gresik. Selain itu kawasannya harus terpadu. Hal yang paling sulit itu ya membangun smelter,” imbuh Rudy. (if)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper