BISNIS.COM, JAKARTA--Upaya pengendalian subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang telah mengerucut pada pemberlakuan dua harga untuk premium dan solar dipandang sebagai saat yang tepat untuk pemerintah mengoptimalkan program konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG).
Eri Purnomohadi, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengatakan pemberlakuan dua harga untuk BBM bersubsidi akan membangkitkan kembali penggunaan compressed natural gas (CNG). Pasalnya, harga CNG di wilayah Jabodetabek saat ini masih di bawah harga BBM bersubsidi.
“Kalau harga BBM bersubsidi Rp4.500 per liter dan Rp6.500 per liter itu CNG dapat hidup lagi, kan harga CNG di wilayah Jabodetabek saat ini masih Rp3.100,” katanya di Jakarta hari ini, Kamis (18/4/2013).
Eri mengungkapkan saat ini pun anggota Hiswana Migas sudah banyak yang berencana untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Sepanjang 2013 ini, Hiswana Migas bahkan menargetkan akan membangun SPBG di 30 titik stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang telah beroperasi.
SPBG yang akan dibangun nantinya adalah SPBG online yang dekat dengan jaringan gas milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. “Kalau dekat dengan jaringan gas PGN kan tinggal menyambung saja. 30 titik itu diantaranya di Rawamangun, Pejompongan, Pluit dan jalur tol,” ungkapnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan perusahaan akan membangun 7 SPBG di wilayah Jabodetabek. SPBG tersebut akan melengkapi 9 SPBG milik Pertamina yang telah beroperasi saat ini.
“SPBG yang dibangun nantinya adalah 2 SPBG online dan 5 SPBG mother-daughter. Itu semua dibangun dengan dana Pertamina sendiri ya,” jelasnya.
Menurutnya, program konversi BBM ke BBG memang harus segera dilaksanakan bersamaan dengan pemberlakuan dua harga pada BBM bersubsidi. Dengan demikian, pengendalian subsidi BBM dapat dilakukan secara optimal oleh pemerintah.
“Memang sebaiknya konversi segera dilaksanakan. Alat konversi segera diberikan kepada angkutan umum. Dengan demikian konsumsi BBM akan berkurang,” ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Umi Asngadah mengatakan tahun ini, wilayah Jabodetabek ditargetkan memiliki sekitar 20 SPBG guna meningkatkan program konversi BBM ke BBG.
Secara paralel, Kementerian ESDM juga akan membagikan 2.000 unit alat konverter BBG secara gratis kepada angkutan umum mulai April 2013. Saat ini, pengadaan 2.000 konverter senilai Rp35 miliar itu masih dalam tahap tender.
Di luar proses tender konverter 2.000 unit, Kementerian memiliki anggaran pengadaan 2.000 konverter lainnya senilai Rp35 miliar yang akan diusulkan melalui APBN Perubahan 2013.
Untuk pasokan gas, tahun ini pemerintah mengalokasikan gas bumi sebesar 35,5 MMscfd untuk skala nasional. Rinciannya, sebanyak 23,1 MMscfd untuk Jabodetabek dengan pemasok PT Pertamina EP, Medco E&P Indonesia, PT PHE ONWJ, PT PGN, dan JOBP Talisman Jambi-Merang.
Lalu, sebanyak 10,2 MMscfd untuk Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dengan pemasok PHE West Madura Offsore dan Santos. Terakhir, sebanyak 2,2 MMscfd untuk Palembang dengan pemasok Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) dan Pertamina EP.