BISNIS.COM, JAKARTA--Teka-teki penyebab kecelakaan Lion Air JT 904 di perairan laut dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Sabtu (13/4/2013), mulai terkuat.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa pesawat Boeing 737-800 itu sebenarnya tengah melakukan persiapan pendaratan ketika tiba-tiba menghadapi windshear atau perubahan tekanan udara secara tiba-tiba saat cuaca mendadak hujan deras.
"Dalam kondisi seperti itu, pesawat semodern apa pun tidak bisa mengendalikan diri," ujar sumber yang disembunyikan jati dirinya tersebut.
Sumber itu menambahkan di ketinggian 122-61 menjelang pendaratan, pilot pesawat tersebut tiba-tiba memutuskan untuk membatalkan pendaratan karena runway tak terlihat akibat hujan lebat yang datang dengan tiba-tiba.
"Pilot memutuskan untuk membatalkan pendaratan dan bermanuver melakukan putaran, namun dia merasakan pesawatnya terasa didorong angin ke bawah. Itulah sebanya pesawatnya menghantam laut," lanjut sumber itu.
Menurutnya, saat kejadian hujan deras bergerak dari timur ke barat.
Namun demikian, pihak Bandara Udara Ngurah Rai membantah teori tersebut, karena saat Lion Air JT 904 mau mendarat.
Erasmus Kayadu, Kepala Stasion Cuaca Bandara Ngurah Rai, menegaskan tidak terjadi hujan dan jarak pandang ke landas pacu adalah 10 kilometer.
"Kecepatan angin waktu itu 11 knot per jam dan awan menyelimuti angkasa," ujarnya.
Dengan demikian, kebenaran dari penyebab kecelakaan tersebut masih menjadi teka-teki, karena di belakang Lion JT 904 ternyata sebuah pesawat Garuda Indonesia juga tengah menunggu mendarat.
Faktanya lagi, tidak ada laporan kegagalan pendaratan dari pesawat Garuda tersebut.