Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Organda Tanjung Emas Semarang Naikkan Tarif Layanan Angkutan

BISNIS.COM, SEMARANG -– Organda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang demi meningkatkan pelayanan tarif layanan angkutan barangnya dinaikkan sebesar 10% dari sebelumnya, hal itu sesuai dengan naiknya biaya investasi pengadaan truk kontainer baru maupun

BISNIS.COM, SEMARANG -– Organda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang demi meningkatkan pelayanan tarif layanan angkutan barangnya dinaikkan sebesar 10% dari sebelumnya, hal itu sesuai dengan naiknya biaya investasi pengadaan truk kontainer baru maupun bekas.
 
Ketua Organda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Slamet Raharjo mengatakan demi peningkatan pelayanan yang lebih maksimal kepada pengguna jasa angkutan barang di pelabuhan Tanjung Emas, banyak perusahaan anggota organda yang melakukan peremajaan armadanya, baik baru atau pun second.
 
“Organda Pelabuhan Tj Emas tahun ini menerapkan tarif baru jasa layanan angkutan barang, kenaikannnya sebesar 10% dari tarif lama, dengan pertimbangan besarnya investasi perusahaan angkutan yang melakukan peremajaan armada,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (10/4/2013).
 
Dia mengatakan sebagian besar perushaan angkutan barang melakukan peremajaan armadanya dikarenakan selama ini banyak kendaraan yang rusak dibeberapa komponen utamanya akibat sering terendam rob atau air laut pasang dilingkungan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
 
“Saat ini anggota Organda Pelabuhan Tj Emas Semarang berjumlah sekitar 80 perushaan, dengan jumlah armada sekitar 1.300 unit. Bagi perusahaan yang mampu, ada satu dua yang membeli armada baru, ada juga yang membeli armada bekas, selain itu ada yang hanya peremajaan sejumlah komponen saja,” tuturnya.
 
Menurutnya komponen yang paling sering mengalami pergantian tersebut antara lain seperti kampas kopling, rem, beberapa onderdil besi dibagian bawah armada yang sering terendam air laut itu sehingga karatan, dan komponen lainnnya.
 
“Selain sering terendam rob, juga dikarenakan kondisi kemacetan jalan raya sekarang ini yang sudah cukup parah sehingga mempengaruhi masa keawetn penggunaan konponen itu, misalkan seperti kampas rem dan kampas kopling  yang cepat aus,” ujarnya.
 
Pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi atau pertemuan dengan para pengguna jasa dan tidak ada keberatan dari para pelanggannnya tersebut, karena tarif baru tersebut juga belum pernah mengalami perubahan sejak 2009 lalu.
 
Apalagi, lanjutnya meskipun kondisi saat ini pengusaha angkutan kesulitan memperoleh pasokan solar subsidi, yang otomatis mempengaruhi biaya operasional karena sebagian perusahaan terpaksa memilih membeli solar non subsidi agar pelayanan distribusi barang tetap lancar, harus ditanggung sendiri oleh organda dan tidak dibebankan pada pelanggan  dengan turut menaikkan tarif.
 
“Tarif baru berlaku sejak 1 April lalu, para pelanggan sudah mendapatkan sosialisasi, dan mereka memahami alasan kami. Dan untuk sementara kelebihan biaya operasional akibat kesulitan mendapatkan solar itu terpaksa akan ditanggung sendiri oleh organda,” tuturnya.
 
Maka dari itu, pihaknya sangat berharap pemerintah segera memberikan solusi pasokan solar subsidi di Jateng ini dalam waktu tiga hari atau sepekan ini.
 
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jateng Ari Wibowo mengaku sudah mendapatkan informasi terkait kenaikan tarif tersebut, dan sebagian besar pelanggan memahami kondisi yang dihadapi perusahaan angkutan barang tersebut,  lagipula kenaikannnya masih cukup terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Puput Ady Sukarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper