BISNIS.COM, JAKARTA—Penyediaan Premium Plus RON 90 dinilai sebagai salah satu alternatif yang lebih rasional daripada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Enny Sri Hartati, Pengamat Ekonomi INDEF, mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan memberikan dampak psikologis yang tinggi.
Melalui penyediaan Premium Plus RON 90, jelasnya, bisa menjadi solusi untuk menghindari dampak psikologis masyarakat sembari mencegah pembengkakan subsidi BBM yang terlalu besar.
“Secara psikologis, [penyediaan Premium Plus RON 90] itu agak lebih baik karena kalau dengan kenaikan memang dampak psikologisnya luar biasa,” katanya seusai acara Evaluasi Triwulanan INDEF hari ini, Selasa (9/4/2013).
Dia mengatakan tugas pemerintah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi dan persiapan yang matang agar pelaksanaannya berjalan efektif.
Dalam paparan Pertamina yang diunggah ke website Sekretariat Kabinet (Setkab) pada Selasa 9 April 2013, Pertamina menghitung penghematan subsidi BBM yang bisa dicapai melalui peralihan dari Premium ke Premium Plus RON 90 mencapai Rp2.505/liter. Penghematan tersebut dicapai dengan harga jual Premium Plus RON 90 sebesar Rp7.500/liter.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan terdapat risiko pembengkakan subsidi BBM yang mencapai Rp300 triliun pada tahun ini akibat tingginya pertumbuhan konsumsi BBM sehingga akan mengganggu kesehatan fiskal dalam negeri.
Dalam APBN 2013, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi BBM sebesar Rp193,8 triliun. Anggaran tersebut lebih rendah dari realisasi subsidi BBM pada 2012 yang mencapai Rp211,89 triliun dengan total konsumsi BBM bersubsidi mencapai 45,2 juta kiloliter.