BISNIS.COM, JAKARTA—Bank Indonesia memerkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di level 6,4% seiring dengan belum membaiknya kondisi ekonomi global dan tingkat inflasi yang berada di luar perkiraan seiring kenaikan harga pangan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Perry Warjiyo mengatakan pihaknya sedang melakukan kajian mengenai berbagai indikator makroekonomi. Selain melambatnya perekonomian dunia dan kenaikan harga pangan, belum pulihnya harga komoditas juga menjadi salah satu faktor.
“Kemungkinan komoditas baru pulih di kuartal ketiga atau keempat. Konklusi sementara, pada 2013 pertumbuhan ekonominya akan lebih rendah dari prediksi awal yang 6,6%, yakni di kisaran 6,4%,” ungkapnya hari ini, Senin (8/4/2013).
Bank sentral juga memerkirakan inflasi akan tinggi dari perkiraan. Perry menyebutkan jika sebelumnya BI memprediksi inflasi berada di 4,9%, maka kemungkinan bisa menyentuh 5,3%.
Namun, dia menegaskan bank sentral tidak akan mengubah posisi BI Rate. “Kami tidak melihat ada alasan bagi BI Rate untuk berubah. Kita lihat nanti di RDG [Rapat Dewan Gubernur] beberapa hari lagi,” ujar Perry.
Meski inflasi Maret 2013 tercatat di posisi 0,63% month to month (mtm) atau menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir dan membuat inflasi tahunan mencapai angka 5,9%, BI menyatakan inflasi inti masih normal di level 4,21%.