BISNIS.COM, PALEMBANG--PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan revitalisasi 4 unit pabrik milik anak perusahaan perseroan hingga 2015 mendatang guna meningkatkan kapasitas produksi pupuk nasional.
Saat ini sudah ada dua anak perusahaan dari holding company itu yang tengah melaksanakan pembangunan pabrik, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang dan PT Pupuk Kaltim.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Arifin Tasrif mengatakan terdapat 7 pabrik pupuk dari total 14 pabrik yang berumur tua di Indonesia dan perlu segera direvitalisasi.
"Sudah ada 2 pabrik yang berlangsung pembangunannya, mudah-mudahan tambah 1 lagi pembangunan pabrik Petrokimia Gresik pada tahun ini. Sementara PT Pupuk Kujang akan merevitalisasi pabriknya pada tahun depan,"kata Arifin saat menghadiri ground breaking pembangunan pabrik Pusri II B di Palembang, Senin (7/4).
Menurutnya, kebutuhan pupuk tunggal masih terus meningkat. Dari total produksi 12,5 juta ton produksi pupuk nasional, 7,5 juta ton merupakan pupuk urea. Melalui revitalisasi pabrik-pabrik diharapkan terjadi peningkatan produksi sebanyak 3,5 juta ton urea.
Arifin mengemukakan pupuk urea masih jadi prioritas untuk ditingkatkan produksinya karena unsur N sangat dibutuhkan untuk tanaman. "Untuk menuju produksi sekitar 10 juta ton pupuk [urea] perlu ada revitalisasi pabrik yang tua dan efisiensinya rendah."
Dia melanjutkan revitalisasi pabrik juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar di mana akan terjadi penghematan sebesar US$350 juta per tahun dalam memproduksi pupuk nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pusri Palembang Musthofa mengatakan pabrik Pusri II-B dapat menghemat konsumsi gas bumi hingga 10 MMBTU per ton urea dan juga akan lebih ramah lingkungan dibandingkan pabrik existing (Pabrik Pusri II).
Bahkan, pabrik itu juga menggunakan bahan bakar batubara yang bertujuan sebagai pembangkit steam dan listrik pabrik Pusri II-B.
"Jadi, substiitusi gas bumi dengan batubara itu dapat menghemat pemakaian gas bumi hingga 17 MMSFCD, sedangkan kebutuhan batubara untuk subtitusi gas bumi sebesar 2.188 ton per hari atau sebanyak 722 ribu ton dalam kurun waktu setahun," paparnya.