BISNIS.COM, JAKARTA—PT Karya Citra Nusantara akan melakukan pembicaraan dengan pihak PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) dalam menyelesaikan perselisihan dalam pengelolaan pelabuhan Marunda.
Direktur Operasional PT Karya Citra Nusantara Widodo Setiadi menjelaskan pihaknya bersedia untuk membahas tuntutan kontribusi dari pendapatan operasional dermaga yang dikelola PT Karya Citra Nusantara.
“Kalau hanya jalan rusak [seharusnya] selesaikan bisnis to bisnis dan bicarakan baik-baik. Kami merasa sebagai anak [perusahaan] mereka, maka fungsi orang tua kalau dianggap salah, kita cari solusi,” ujarnya di kantornya di Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Widodo menambahkan pihaknya juga merencanakan dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan pihak Kawasan Berikat Nusantara untuk membahas biaya perawatan jalan di kawasan industri Marunda.
Dia juga menilai aksi penutupan akses masuk menuju pelabuhan Marunda yang dilakukan pihak Kawasan Berikat Nusantara sejak 21 Maret 2013 hingga 4 Maret 2013 merugikan sejumlah mitra bisnis karena terhambat dalam kegiatan pendistribusian barang.
Menurutnya sejumlah tenaga kerja bongkar muat juga terkena imbas penutupan akses masuk pelabuhan Marunda karena tidak dapat melakukan kegiatan bongkar muat.
Pelabuhan Marunda merupakan pelabuhan umum dan berdasarkan keputusan menteri perhubungan nomor KP 401/2011 tentang pemberian izin kepada penyelenggara pelabuhan Marunda bekerja sama dengan PT Karya Citra Nusantara.
PT Karya Citra Nusantara merupakan perusahaan patungan antara PT Kawasan Berikat Nusantara dan PT Karya Teknik Utama sesuai akta pendirian PT Karya Citra Nusantara yang dikeluarkan oleh notaris pada Februari 2006.
PT Karya Teknik Utama menguasai 85% saham PT Karya Citra Nusantara dan 15% sahamnya dikuasai oleh PT Kawasan Berikat Nusantara.(msb)
