BISNIS.COM, JAKARTA--Litbang Kementerian Pekerjaan Umum tengah melakukan percobaan penyuntikkan air ke dalam tanah dalam untuk menjaga ketersediaan air tanah dalam dan mencegah penurunan muka tanah.
Teknik penyuntikkan itu dikenal dengan aquafer storage recovery (ASR) telah diuji coba di Bandung dan sedang dilakukan uji coba di Sunter-Jakarta.
Ia menyebutkan sedikitnya di Jakarta terdapat lima situ yang dapat dimanfaatkan untuk menyuntikkan air ke dalam tanah. Nilai investasi untuk satu sumur penyuntikkan air ke dalam tanah sebesar Rp150 juta.
Peneliti Litbang PU Achmad Taufik menjelaskan metode ASR merupakan salah satu metode efektif untuk memasukan air baku ke dalam tanah. Kebijakan Jokowi mengembangkan biopori dinilai baik tetapi kurang efektif untuk mengembalikan kondisi air tanah dalam karena biopori hanya membantu mengembalikan air tanah dangkal.
"Biopori bukan tidak efektif tetapi itu lebih untuk air tanah dangkal, untuk air tanah dalam harus dengan ASR," paparnya di Jakarta, Selasa (2/4/2013).
Ia menjelaskan pengembilan air tanah dalam umumnya dilakukan oleh industri dan perumahan besar yang tidak mendapat pasokan air cukup dari PDAM. Yang termasuk kategori pengambilan air tanah dalam ialah pengambilan air di kedalaman 100 meter ke atas.
Ia menyebutkan kelima situ yang dapat dimanfaatkan untuk ASR ialah situ Babakan (Jagakarsa, Jakarta Selatan), Sunter Hulu (Jakarta Utara), Situ Lembang (Menteng, Jakarta Pusat), situ Seragan (Cipayung, Jakarta Timur) dan situ Rawa Dongkal (Cibubur).
"Percobaan kami sudah dilakukan di Bandung dan berhasil. Sejak awal tahun kami sedang melakukan uji coba di Sunter Hulu dan hasilnya sejauh ini efektif," ungkapnya.
Ia menyebutkan di Jakarta satu sumur penyuntikan itu dapat tanpa bantuan mesin dapat memasukkan air ke dalam tanah sebanyak 3-5 liter per detik.
Menurutnya selain usaha struktural atau dengan cara menyuntikkan air ke dalam tanah (ASR), pemerintah juga perlu membatasi pengambilan air tanah dalam.
Sekedar catatan, data Kementerian PU mencatat penurunan muka tanah di Jakarta dalam setahun mencapai 10 cm atau dalam 10 tahun turun 1 meter. Achmad menjelaskan air yang disuntikkan pertama-tama hanya perlu dimurnikan terlebih dahulu agar tidak mengandung logam berat yang berpotensi mencemari air tanah.
"Setelah kita evaluasi, kita berharap pertengahan tahun ini dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Jika lima situ di Jakarta itu dapat dimanfaatkan akan sangat menolong Jakarta dan kota-kota besar lainnya," tegasnya. (if)