PEKANBARU-– Load factor atau tingkat keterisian penumpang maskapai penerbangan Indonesia Air Transport rute Pekanbaru-Bandung dan sebaliknya rata-rata mencapai 70%
Station Manager Pekanbaru PT Indonesia Air Tranport Tbk (IATA) Ericson Pasaribu mengatakan tingkat keterisian rute Pekanbaru-Bandung terus membaik, bahkan angkanya bisa di atas 70% pada akhir pekan atau libur panjang.
“Selain pebisnis, orang Riau yang ingin liburan ke Bandung juga banyak. Mereka selain wisata juga belanja pakaian di Bandung,” ujar Ericson, Senin (25/3).
IATA selama ini banyak beroperasi pada usaha penyediaan jasa transportasi udara tidak berjadwal (charter). Namun, Sejak akhir Februari 2013, IATA dengan nama Indonesia Air terjun dalam bisnis penerbangan reguler mengguanakan pesawat Airbus A320 dan menjadikan Bandung sebagai kantor pusat.
Ericson mengatakan saat ini baru satu pesawat yang dioperasikan dengan titik pengumpan di Bandung, dengan empat rute, yakni Bandung-Pekanbaru, Bandung-Palembang, Bandung-Medan, dan Bandung-Balikpapan.
Menurutnya, rute-rute tersebut masih jarang digunakan oleh maskapai lain sehingga mempunyai potensi yang tinggi. Apalagi, lanjutnya, Bandung merupakan kota tujuan wisata dan perdagangan di dalam negeri yang banyak diincar oleh wisatawan nusantara dan asing.
Untuk Rute Bandung-Pekanbaru, katanya, tingkat keterisian dalam sebulan terakhir menunjukan kinerja yang bagus. Rata-rata, load factor rute tersebut tidak kurang dari 60%.
Meskipun, rute Bandung-Pekanbaru dibuka pertamakali oleh maskapai Indonesia Air Asia, namun Ericson tetap optimistis jika permintaan untuk rute tersebut belum terakomodir semuanya.
Ericson menambahkan hingga kini Indonesia Air belum melakukan promosi secara besar-besaran mengenai beroperasinya penerbangan reguler ini. Saat ini, pihaknya tengah fokus meningkatkan kinerja dan performa untuk melayani penumpang.
“Sekarang kami fokus membuktikan kepada publik mengenai pelayanan kami, agar tetap terbang sesuai jadwal,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, Indonesia Air akan membuka rute-rute baru dengan tambahan dua pesawat. Rute baru itu, tetap menjadikan Bandung sebagai titik pengumpannya. (asd)