MINYAK & GAS : 18 WK Eksplorasi Diterminasi Tahun Ini

BISNIS.COM, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sebanyak 18 wilayah kerja (WK) eksplorasi akan ditetapkan tahun ini.

Pada awal 2013, SKK Migas menyatakan sedang memroses ke 18 WK eksplorasi yang tidak menjalankan komitmennya dengan baik. Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan ke 18 WK eksplorasi tersebut akan diputus atau diterminasi tahun ini juga.

“Kami sudah memrosesnya, ini akan diterminasi tahun ini,” kata Rudi usai acara Inspiring Talk  “Indonesia Oil and Gas Industry Outlook 2013 Oppotunities and Challenges” di kantor Kementerian ESDM, Senin (25/3/2013).

Rudi mengatakan ke 18 WK eksplorasi tersebut telah mengeluarkan biaya atau investasi sebesar US$1,6 miliar, yang tentunya tidak akan dikembalikan. Pasalnya, bila eksplorasi gagal, maka pemerintah tidak akan mengembalikan biaya investasi yang sudah dikeluarkan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Ke-18 WK tersebut dikembalikan dengan beberapa alasan, antara lain tidak menemukan cadangan hidrokarbon serta terkendala operasi perminyakan. Sebanyak 33 % kendala yang ditemui oleh KKKS lantaran tumpang tindih, perizinan, sosial masyarakat, serta operasi lapangan.

Kemudian, sebanyak 24 % disebabkan oleh internal KKKS (operatorship, finansial, prioritas holding). Sebesar 21 % terkendala oleh ketidaktersediaan alat dan jasa penunjang. Selain itu, sebesar 10 % disebabkan oleh ketidaktersediaan data G&G dan 8% karena kompleksitas bawah permukaan yang memerlukan studi GGR.

WK tersebut diputus setelah KKKS pengelola sudah berusaha mencari hidrokarbon selama kurang lebih enam tahun. Bahkan, ada yang sudah perpanjangan selama empat tahun. Padahal seluruh komitmen sudah dilakukan.

Berdasarkan data SKK Migas, masih terdapat potensi WK terminasi di tahun 2013 dengan sunk cost yang tidak dikembalikan sebesar US$6 miliar. Sepanjang 2002-2012, total unrecovered cost mencapai US$1,3 miliar.

 Data 18 wilayah kerja terminasi:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel