BISNIS.COM, JAKARTA-- Pertambangan timah di provinsi kepulauan Bangka Belitung didesak untuk tidak dilakukan di kawasan hutan lindung dan laut karena membahayakan lingkungan serta berpengaruh pada hasil penangkapan nelayan.
Hal itu disampaikan Friends of the Earth Belanda, Friends of the Earth Inggris serta Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dalam pernyataan bersama. Mereka menyayangkan situasi lingkungan dan keselamatan manusia terkait dengan aktivitas tersebut.
"Akibat pertambangan skala luas, Pulau Bangka khususnya mengalami kerusakan lingkungan parah. Setelah penambangan di darat yang menghancurkan lahan-lahan produktif untuk pertanian lada dan hutan, penambangan bergeser ke laut," demikian pernyataan bersama tiga organisasi lingkungan tersebut yang dikutip Sabtu, (09/3/2013).
Mereka memaparkan sebagian besar timah dunia berasal dari Pulau Bangka Belitung dan digunakan produk elektronik, termasuk telepon selular. Bahkan merek-merek besar perangkat elektronik tersebut, seperti Apple, menggunakan timah dari provinsi tersebut. Tiga organisasi itu meminta agar pertambangan di laut tidak akan membahayakan terumbu karang, mangrove, rumput laut, serta daerah penangkapan ikan nelayan.
"Terhadap lingkungan yang sudah rusak, agar dilakukan perbaikan lingkungan hidup," demikian tiga organisasi tersebut. "Pertambangan harus memperhatikan pendapat masyarakat yang terdampak, serta tidak akan melakukannya di kawasan lindung di hutan dan di laut."
Mereka mencatat sepanjang 2012, pertambangan timah yang tak aman telah memakan sedikitnya 83 korban jiwa. Kerusakan lingkungan dan korban manusia, kata tiga organisasi sipil itu, akan berlangsung terus dan menjadi ironi pada saat yang bersamaan produk telepon selular dipasarkan dan digunakan sehari-hari.