BISNIS.COM, JAKARTA-- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswaoutomo menyatakan pemerintah akan mentenderkan kembali wilayah kerja eksplorasi yang dikembalikan oleh para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Menurutnya, wilayah kerja yang dikembalikan kepada pemerintah akan menjadi area terbuka. Kemudian, wilayah kerja tersebut akan ditenderkan kembali untuk dieksplorasi oleh perusahaan lain.
"Pemerintah akan fokus pada daerah yang benar-benar prospektif. Itu bagian dari kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC), makanya PSC ada tanggung jawab pengembalian WK,” kata Susilo di kantor Kementerian ESDM, Jumat (8/3/2013).
Susilo mengatakan tidak masalah bila pengembalian wilayah kerja dipercepat. Pasalnya, daripada tidak dikelola, lebih baik dikembalikan kepada pemerintah.
Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie B Gautama mengatakan hasil kegiatan eksplorasi migas masih jauh dari menggembirakan. Sedikitnya realisasi pemboran sumur eksplorasi salah satunya disebabkan banyaknya KKKS yang cepat menjustifikasi suatu daerah tidak prospektif.
Misalnya, baru melakukan beberapa pemboran sumur eksplorasi, sudah menyerah lantaran tidak menemukan cadangan. Padahal banyak sekali contoh, ada KKKS lain yang melakukan pemboran di daerah yang sebelumnya dikatakan tidak prospektif namun bisa menemukan cadangan.
“Jadi silahkan saja untuk yang pergi dan bilang tidak prospektif, tapi bisa saja mereka akan kehilangan prospek menemukan sesuatu yang bagus,” tegas Aussie.
Aussie mencontohkan, seperti wilayah kerja yang berada di Selat Makassar. Belakangan, ada KKKS yang ingin melepas wilayah kerja di Selat Makassar lantaran tidak bisa menemukan cadangan. Menurutnya, wilayah Selat Makassar merupakan wilayah yang luas dan bahyak titik yang bisa dieksplorasi. “Sekarang untuk meyakinkan, kita akan tunjukkan data yang ada.”
Seperti diketahui, Pertamina EP juga berencana mengembalikan wilayah kerja seluas 24.947 kilometer persegi, atau sekitar 18 % dari total wilayah kerja Pertamina EP seluas 138.611 kilometer persegi.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Pertamina EP Doddy Priambodo mengatakan pihaknya sudah menyampaikan surat kepada SKK Migas. Setelah itu, tinggal menunggu restu dari Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM.
“Yang mau dikembalikan itu misalnya dari Monumen Nasional hingga Bumi Serpong Damai (Tangerang). Kemudian di Jawa Timur, mulai dari Wonokromo, Darmo, hingga pusat Kota Surabaya. Selatan Jawa Barat juga, lumayan,” katanya.
Menurutnya, wilayah-wilayah yang akan dikembalikan itu memang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Pasalnya, sebagian sudah menjadi wilayah perkotaan sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi.
“Batuan sudah muncul di permukaan, kemudian yang di selatan Jawa Barat dari Ciloto sampai Majenang sudah tertutup material gunung api sehingga tidak memiliki potensi produksi migas,” tambahnya.
Saat ini luas wilayah kerja Pertamina EP mencapai 138.611 kilometer persegi. Seluas 90.745 kilometer persegi aktif digarap, 22.930 kilometer persegi tidak ada data, dan sisanya yang akan dikembalikan. Pasca pengembalian maka luas Pertamina EP tinggal sekitar 111.000 kilometer persegi.(msb)