JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,23% pada 2012 dinilai sebagai pertumbuhan ekonomi yang disubsidi.
“[Pertumbuhan] ekonomi bergerak karena ada motornya. Motornya yaitu energi, kalau motornya disubsidi berarti pertumbuhan ekonominya juga pertumbuhan ekonomi yang disubsidi,” ujar Muliadi Widjaja, Ekonom Universitas Indonesia Centre For Ageing Studies, Kamis (21/2).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan bisa menembus 6,23% jika tidak didongkrak oleh subsidi energi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang riil berkisar antara 5,5%-5,8%.
Dia menilai beban biaya produksi dan biaya transportasi dari subsidi energi harus dikurangi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang riil.
Peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus menilai relatif stabilnya makro ekonomi Indonesia sepanjang 2012 tersebut terasa rapuh karena tidak tertransmisikan pada perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat secara nyata.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makro ekonomi belum cukup untuk menjawab permasalahan fundamental ekonomi khususnya pada kesejahteraan rakyat. (if)