Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REL GANDA: Pembangunan double track Jakarta-Surabaya perlu dipercepat

JAKARTA: Pemerintah diminta mempercepat pembangunan rel ganda (double track) Jakarta—Surabaya dan mempersiapkan perencanaan rel ganda untuk jalur Merak—Banyuwangi guna mengalihkan beban jalan raya ke kereta api termasuk saat mudik Lebaran. Ketua

JAKARTA: Pemerintah diminta mempercepat pembangunan rel ganda (double track) Jakarta—Surabaya dan mempersiapkan perencanaan rel ganda untuk jalur Merak—Banyuwangi guna mengalihkan beban jalan raya ke kereta api termasuk saat mudik Lebaran. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas mengatakan selama belum ada rel ganda pada jalur—jalur krusial tersebut, permasalahan transportasi saat mudik Lebaran setiap tahun tidak akan ada terobosan dan terselesaikan dengan baik. “Kalau Merak—Banyuwangi bisa double track, angkutan Lebaran bisa teratasi sehingga lalu lintas di Pantai Utara (Pantura) bisa berkurang, sebagian besar penumpang bisa beralih ke kereta api, kalau tidak, tiap Lebaran konservatif begini,” katanya usai Diskusi MTI bertema “Persiapan Arus Mudik Lebaran 2012”, Selasa (14/8). Dia menyayangkan hingga saat ini rencana jalur ganda untuk wilayah Merak menuju Banyuwangi tersebut belum ada secara ditel dari Kementerian Perhubungan. Pemerintah, katanya, sedang menyelesaikan proyek rel ganda Jakarta—Surabaya tetapi baru ditargetkan rampung seluruhnya pada 2014. Dengan adanya jalur ganda, katanya, lalu lintas kereta api akan meningkat dan logikanya mampu menaikan kinerja angkutan kuda besi tersebut baik mengangkut penumpang maupun angkutan barang. Hingga kini, katanya, jalur Jakarta—Merak baru sampai pada Stasiun Maja dengan panjang 56 km. Stasiun tersebut berada di antara Stasiun Parung Panjang dan Stasiun Rangkas Bitung. Adapun jalur Pantura adalah istilah untuk menyebut jalan nasional sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Ketapang, Banyuwangi, di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa. “Sayangnya Kemenhub belum ada perencanaan double track Jakarta—Merak  yang ada baru sampai Maja. Dari Maja ke Merak belum, lalu Merak—Banyuwangi juga belum, perlu ada komitmen pemerintah,” tegasnya. Menanggpi ini Dirjen Perkeretapian Kemenhub Tundjung Inderawan mengatakan sebetulnya rencana itu sudah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS). Program itu diterbitkan melalui Keputusan Menhub pada 2011 dan disebarluaskan kepada pemangku kepentingan termasuk DPR. Dia menegaskan hingga 2013 yang sudah double track adalah jalur kereta api Jakarta—Surabaya, Jakarta—Maja, lalu jalur Prupuk—Purwokerto, dan Kutoarjo—Jogjakarta—Solo. “Sisanya dalam proses sesuai alokasi dana pembangunan setiap tahun,” katanya.

Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kemenhub Bambang S Ervan menambahkan selain masuk dalam RIPNAS hingga 2030, double track itu juga masuk dalam Cetak Biru Perkeretaapian. Meski demikian dia mengakui baru jalur ganda Jakarta—Surabaya yang baru masuk Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Restra KL) dalam 5 tahunan dan rencana jalur Surabaya—Banyuwangi pun sudah ada studinya. “Memang yang baru masuk Resntra KL baru double track Jakarta—Surabaya, bahkan dalam RIPNAS sudah masuk masterplan Sumatra termasuk track di Jembatan Selat Sunda [JSS]. Semuanya bertahap karena anggaran terbatas,” katanya. Pascamudik

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum MTI Danang Parikesit mengatakan pihaknya sejak 2006 telah melaksanakan pemantauan independen terhadap persiapan dan pelaksanaan angkutan Lebaran. Hasilnya sebagian besar dari program yang dilaksanakan pemerintah selama periode 2006—2012 berhasil. Namun sebagian lagi tidak berhasil memenuhi harapan masyarakat akan transportasi yang aman dan nyaman. Dia menegaskan peningkatan jumlah armada angkutan umum tak cukup mengompensasi kenaikan jumlah pengguna sepeda motor yang membanjiri jaringan jalan raya di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatra. MTI meminta agar jumlah petugas lebih banyak disediakan pada masa setelah Lebaran karena jumlah kecelakaan terjadi setelah Lebaran meningkat lebih besar dibandingkan dengan saat sebelum Lebaran. Tahun ini MTI memperkirakan pengguna sepeda motor naik 20%-25% karena kombinasi alamiah, migrasi pengguna kereta api lantaran pembatasan kapasitas muat, dan keterbatasan kapasitas dari sistem bus AKAP dan angkutan lanjutan. “Tampaknya perhatian semua instansi pemerintah dan pemda itu saat arus mudik bukan arus balik, personil perlu ditambah, 80.000 petugas jelas tak mampu mengatasi manajemen lalu lintas kendaraan,” katanya. MTI juga menyoroti empat lokasi yang dinilai perlu mendapatkan perhatian khususnya dari Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum. Keempat wilayah tersebut dinilai tak memenuhi syarat jalan berkeselamatan dan berbahaya bagi pengguna kendaraan. Keempat wilayah itu adalah Jalan Baru Nagrek (Jawa Barat) ruas jalan nasional pada Kabupaten Jasinga (Jawa Barat), segmen jalan di Gentong, Tasikmalaya (Jawa Barat), dan wilayah penanganan longsor di Srenggol/Ciregol. Kabag Operasional Korlantas Polri Kombes Pol Bambang Sugeng mengatakan pada mudik tahun ini personil yang diterjunkan mencapai 86.000 sejak awal hingga arus mudik nanti berakhir. Data Korlantas Polri mencatat dalam 3 hari terakhir (11, 12, dan 13 Agustus 2012) jumlah kecelakaan untuk sementara mencapai 989 kasus atau turun dari periode 3 hari tahun lalu sebanyak 1.239 kasus. Dari 989 kecelakaan, korban tewas mencapai 173 orang, turun dari 203 orang pada 3 hari mudik tahun lalu. Adapun luka berat sebanyak 212 orang dan luka ringan 883 orang, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu luka berat mencapai 320 orang dan luka ringan 739 orang. Dirjen Bina Marga Djoko Murjanto mengatakan soal infrasttruktur semua sudah ditata rapi termasuk jalur di Pantura. Dengan demikian masyakarat dapat mempergunakan jalan dnegan nyaman dan selamat. Namun pihaknya tetap menghimbau dengan tingkat kecelakaan sepeda motor yang mencapai 76% dari total kecelakaan agar para pemudik mengurangi penggunaan sepeda motor yang cukup berisiko itu. Dia membantah pihaknya hanya melakukan pembenahan jalan pada saat menjelang Lebaran. “Oh bukan begitu, bukan karena Lebaran kami perbaiki tetapi kami terus melakukan perawatan, ada yang perawatan berkala ada juga yang diperbaiki dari total jalan nasional kita 38.500 km,” katanya. Dia mengatakan justru karena Lebaran proses perawatan itu terhenti untuk sementara hanya melakukan perapian jalan tetapi perawatan jalan akan dilanjutkan selesai Lebaran. Dia juga berharap proses pembangunan solusi angkutan yang digalakan kementerian lain (seperti jalur ganda kereta api) dapat terealisasi dan diharapkan masyarakat dapat mendukung hal tersebut.(mmh) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper