Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memperkirakan tren inflasi akan berlanjut pada Juli 2025 mendekati batas tengah angka yang pemerintah targetkan, yakni 2,5% ±1%. Uang pangkal sekolah hingga kenaikan harga bahan bakar minyak alias BBM ditengarai menjadi pendorong.
Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) Hosianna Evalita Situmorang memperkirakan inflasi Juli 2025 akan 2,34% secara tahunan atau year on year (YoY). Sementara inflasi bulanan atau month to month (MtM) sebesar 0,32%. Saat yang sama inflasi inti tetap stabil di sekitar 2,39%.
“Tekanan harga terutama bersumber dari kenaikan harga BBM non-subsidi, biaya pendidikan di awal tahun ajaran baru, serta tarif transportasi dan logistik, semua perkembangan ini selaras dengan pola musiman,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).
Sebagai pembanding, realisasi perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Juni 2025 mencapai sebesar 1,87% YoY. Lebih tinggi dari posisi Mei yang sebesar 1,60%.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memproyeksikan inflasi umum akan naik ke level 2,35% YoY yang dipengaruhi oleh efek basis rendah dari tahun sebelumnya.
Inflasi inti secara tahunan diproyeksi sedikit menurun menjadi 2,35% yoy, didukung oleh membaiknya kondisi global serta penguatan rupiah, namun secara bulanan meningkat akibat kenaikan musiman biaya pendidikan.
Baca Juga
“Dengan meredanya ketegangan geopolitik dan risiko perang dagang, serta stabilnya nilai tukar rupiah, inflasi diprediksi tetap terkendali dalam target Bank Indonesia 1,5%–3,5% hingga akhir tahun,” ungkapnya.
Sementara secara bulanan, Josua memandang IHK masih akan terjadi inflasi sebesar 0,29% MtM. Lebih tinggi dari Juni 2025 yang sebesar 0,19%. Utamanya didorong oleh lonjakan harga komoditas pangan seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah akibat gangguan produksi.
Sementara itu data bulan sebelumnya, tingkat inflasi sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD) pada Juni 2025 sebesar 1,38%. Angka tersebut terpantau berada lebih rendah dari target pemerintah dan Bank Indonesia.
Adapun Tingkat inflasi komponen inti Juni 2025 sebesar 2,37% YoY, 0,07% MtM, dan 1,24% YtD.
Untuk diketahui, IHK adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Cara kerjanya, apabila terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu maka IHK meningkat disebut inflasi. Namun, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP) 2018, IHK dikelompokkan ke dalam 11 (sebelas) kelompok pengeluaran. Indikatornya mulai dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, pendidikan, hingga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang di dalamnya termasuk memantau kenaikan harga emas.