Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi Lalu lintas di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta terpantau ramai lancar, Senin (27/7/2024).Meskipun hari ini akan berlangsung aksi demonstrasi pengemudi Ojek Online (ojol).
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan aksi demonstrasi akan dimulai pada pukul 14.00 WIB di kawasan Bundaran Patung Kuda, silang Monas, Jakarta.
“[Besok] jam 14.00 WIB di Bundaran Patung Kuda silang Monas,” kata Igun kepada Bisnis pada Minggu (20/7/2025).
Pantauan Bisnis pada pukul 13.42 WIB menunjukkan arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat menuju Bundaran HI maupun sebaliknya masih lancar. Beberapa kendaraan taktis dan mobil polisi sudah tampak berjaga di sekitar lokasi, namun hingga saat itu belum terlihat massa aksi yang berkumpul.
Sementara itu, seorang pengemudi ojol bernama Adrian mengaku tidak ikut serta dalam aksi hari ini. Bahkan, dia mengaku tidak mengetahui informasi adanya demo tersebut.
Namun demikian, Adrian membenarkan potongan yang dikenakan oleh aplikator cukup besar, bahkan mencapai di atas 13 persen. Untuk sekali menarik penumpang dengan tarif Rp15.000, dia hanya menerima Rp13.000.
Baca Juga
“Tapi mungkin yang lebih parah itu kurir makanan. Ada yang cuma dapat Rp5.000, bahkan untuk double order,” ujarnya.
Sebelumnya, Garda Indonesia telah mengumumkan lima tuntutan utama dalam demo bertajuk Aksi 217 Korban Aplikator yang digelar hari ini.
Igun menyebutkan aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan para pengemudi terhadap tidak adanya respons konkret dari pemerintah atas permasalahan yang telah mereka sampaikan dalam dua bulan terakhir.
“Patut dipertanyakan, pemerintah saat ini berpihak kepada rakyat atau kepada pebisnis aplikator, karena lima tuntutan dasar dari para pengemudi diabaikan berlarut-larut,” ujar Igun dalam keterangan resminya, Minggu (20/7/2025).
Adapun lima tuntutan yang dibawa dalam Aksi 217 adalah sebagai berikut:
1. Negara hadirkan UU Transportasi Online atau PERPPU
2. Skema pembagian: Driver 90%, Aplikator 10% — Harga Mati
3. Pemerintah menetapkan peraturan tarif antar barang dan makanan
4. Audit investigatif terhadap aplikator
5. Hapus fitur aceng, slot, hub, multi order, member, pengkotak-kotakan, dan kembalikan semua driver menjadi reguler
Igun menyampaikan, aksi ini akan melibatkan sekitar 50.000 pengemudi dari berbagai platform, baik ojek online roda dua (R2), taksi online roda empat (R4), maupun kurir daring.
Menurutnya, Aksi 217 berpotensi menjadi demonstrasi terbesar selama ini karena turut melibatkan elemen masyarakat lain yang terdampak ketidakjelasan regulasi transportasi online, seperti pekerja, buruh, mahasiswa, pelajar, masyarakat umum, dan pelaku UMKM.
Dia juga mengkritisi sikap Menteri Perhubungan yang dinilai tidak sigap menyelesaikan isu ini, hingga membuat persoalan menyasar kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Sehingga masyarakat menilai bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo tampak tidak konkret dalam menyelesaikan permasalahan transportasi online, yang seharusnya bisa diselesaikan oleh Menteri Perhubungan sejak Mei 2025 lalu,” lanjutnya.
Igun menegaskan Aksi 217 bukan yang terakhir, apabila pemerintah tetap tidak merespons tuntutan mereka, aksi lanjutan akan terus digelar secara bergelombang hingga akhir 2025.
“Selama Menteri Perhubungan dan Presiden tidak menanggapi tuntutan kami, maka Aksi 217 bukan aksi terakhir. Agustus hingga Desember 2025 kami akan turun ke jalan bersama aliansi pengemudi online se-Nusantara,” tegasnya.
Untuk mengawal jalannya aksi hari ini, Kepolisian akan mengerahkan 1.632 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan jajaran Polsek.
“Sebanyak 1.632 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi penyampaian pendapat (ojol),” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dalam keterangan tertulis, Senin (21/7/2025).
Susatyo mengimbau agar peserta aksi menyampaikan pendapat secara santun, tidak memprovokasi, serta tidak merusak fasilitas umum atau membakar ban. Dia juga menegaskan bahwa personel pengamanan tidak dibekali senjata api dan akan bertindak secara humanis selama mengawal aksi.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk menghindari kawasan sekitar silang Monas dan menggunakan jalur alternatif.
“Guna menghindari kemacetan akibat aksi penyampaian pendapat tersebut," pungkasnya.