Bisnis.com, JAKARTA — PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) membidik dana segar lebih dari Rp10 triliun pada 2027 dari pelaksanaan aksi korporasi divestasi Tol Semarang-Demak.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan asumsi dari total modal yang dikeluarkan PP saat melaksanakan proses pembangunan. Nilai kontrak pembangunan Tol Semarang-Demak ada di kisaran Rp10 triliun.
"Kalau enggak salah yang dari kita itu Jalan Tol Semarang-Demak itu kontrak pertama mungkin kurang lebih sekitar Rp10 triliun. Jadi ya, pasti [dijual di atas nilai kontrak tersebut] itu kan ada perhitungan bisnisnya," jelas Novel saat ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa (15/7/2025).
Novel menekankan bahwa dalam menentukan harga divestasi Tol Semarang — Demak tersebut pihaknya bakal berpaku pada rasio PBV (price to book value) untuk mendapatkan harga yang sesuai.
Meski demikian, Novel mengaku belum melakukan market sounding dengan sejumlah calon investor mengenai rencana penjualan Tol Semarang — Demak.
Dia bilang, pihaknya masih akan fokus melakukan penyelesaian konstruksi yang dibidik rampung pada 2026.
Baca Juga
"Ini kan masih mengerjakan konstruksi. Konstruksinya selesai [pada 2026] kan kita masih 2027 [rencana divestasinya]. Pasti kan nanti market calon-calon pembeli kan pasti membaca situasi riilnya seperti apa," pungkasnya.
Saat ini, Jalan Tol Semarang — Demak baru dioperasikan sebagian. Perinciannya, Tol Semarang — Demak Seksi 2 sepanjang 16,01 km ruas Sayung — Demak telah beroperasi sejak Februari 2023, sedangkan Seksi 1 Semarang — Sayung sepanjang 10,64 km masih dalam tahap konstruksi.
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, Corporate Secretary PTPP Bakhtiyar Efendi menyebut bahwa proses divestasi penuh baru akan dilakukan apabila ruas Semarang — Sayung telah rampung konstruksinya dan juga telah resmi dioperasikan secara bertarif.
"Strategi kami dalam divestasi adalah membuat tahapan divestasi, di mana tahap pertama kami divestasi sebagian saham bersama operasionalnya untuk seksi yang telah beroperasi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (30/4/2024).
Adapun, mengutip informasi yang dibagikan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Seksi 1 Semarang — Sayung merupakan dukungan Pemerintah melalui APBN dengan nilai kontrak Seksi 1A Rp2 triliun, Seksi 1B Rp6,8 triliun dan Seksi 1C Rp2,1 triliun.
Sementara itu, Jalan Tol Semarang — Demak Seksi 2 Sayung - Demak dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT PP Semarang Demak dengan pelaksanaan penandatanganan PPJT pada 23 September 2019 dan masa konsesi selama 35 tahun sejak SPMK (15 Mei 2020). Di mana, Jalan Tol Semarang Demak Seksi 2 menelan biaya investasi sebesar Rp5,9 triliun.
Ruas ini memiliki jumlah dan lebar lajur 2 x 2 x 3,6 m, dengan kecepatan rencana 80 km/jam dan memiliki 2 simpang susun, yaitu simpang susun Sayung dan simpang susun Demak.