Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat memberikan sinyal baru penerapan tarif resiprokal untuk barang yang masuk hingga 70% untuk sejumlah negara. Kebijakan tarif tersebut akan diberlakukan mulai 1 Agustus 2025.
Langkah tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump pada Jumat, pekan lalu. Dia juga dikabarkan telah menandatangani surat penetapan tarif baru kepada 12 negara mitra dagang. Kendati demikian, Trump masih enggan menyebutkan negara mana saja yang telah ditetapkan tarifnya.
Trump mengatakan pihaknya akan mengirimkan surat penetapan tarif baru pada Senin, (7/7/2025) besok. Dengan demikian, Trump memberikan penawaran ‘terima atau tinggalkan’ pasar AS.
"Saya menandatangani beberapa surat dan surat-surat itu akan dikirim pada hari Senin, mungkin dua belas. Beda jumlah uangnya, beda jumlah tarifnya,” kata Trump, dikutip dari Reuters, Minggu (6/7/2025).
Adapun, sejauh ini kesepakatan perdagangan yang berhasil dicapai adalah dengan Inggris, yang mencapai kesepakatan pada Mei untuk mempertahankan tarif 10% dan memperoleh perlakuan istimewa untuk beberapa sektor termasuk otomotif dan mesin pesawat terbang.
Kemudian, dengan Vietnam, AS memutuskan memangkas tarif pada banyak barang Vietnam menjadi 20% dari yang sebelumnya diancam sebesar 46%. Banyak produk AS akan diizinkan masuk ke Vietnam tanpa bea.
Baca Juga
Sementara itu, kesempatan yang diharapkan dengan India telah gagal terwujud. Di sisi lain, pekan lalu diplomat Uni Eropa mengatakan mereka telah gagal mencapai terobosan dalam negosiasi perdagangan dengan pemerintahan Trump, dan sekarang mungkin berusaha untuk memperpanjang status quo untuk menghindari kenaikan tarif.
Laporan dari Bloomberg juga menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump berencana mulai mengirimkan pemberitahuan tarif baru kepada negara-negara mitra dagang mulai Jumat, 5 Juli 2025, dengan tarif berkisar antara 10% hingga 70% dan akan berlaku efektif pada 1 Agustus.
Kebijakan ini adalah bagian dari pendekatan Trump untuk mendorong negara-negara mencapai kesepakatan dagang bilateral sebelum tenggat 9 Juli setelah jangka waktu negosiasi dengan AS selesai.
"Pada tanggal sembilan mereka akan sepenuhnya tercakup. Nilainya akan berkisar dari tarif 60 atau 70% hingga tarif 10 dan 20%," ujar Trump.
Trump lebih memilih tarif langsung daripada negosiasi rumit, dan menyatakan bahwa negara-negara akan mulai membayar pada awal Agustus. Negara-negara seperti Vietnam, Inggris, dan Kamboja telah mencapai atau hampir menyelesaikan kesepakatan dengan AS.
Sementara itu, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa masih dalam tahap negosiasi.
Kebijakan tarif ini berpotensi meningkatkan bea impor rata-rata AS dari 3% menjadi sekitar 20%, yang dapat memicu kenaikan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi AS, serta membuat bank sentral AS lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Secara keseluruhan, penetapan tarif masuk ke AS ini adalah bagian dari strategi Trump untuk menekan mitra dagang dan memperkuat posisi tawar AS dalam perdagangan global.