Neraca Dagang Masih Surplus
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencatat surplus pada Mei 2025, memperpanjang rekor surplus hingga 61 bulan berturut-turut.
Konsensus proyeksi 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg menyebut median nilai surplus neraca perdagangan pada Mei 2025 diperkirakan mencapai US$2,39 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi surplus pada April 2025 yang hanya sebesar US$160 juta.
Estimasi tertinggi berasal dari ekonom Mega Capital Indonesia, Lionel Priyadi, yang memperkirakan surplus perdagangan mencapai US$4,9 miliar. Di sisi lain, estimasi terendah berasal dari ekonom Oversea-Chinese Banking, Lavanya Venkateswaran, yang memperkirakan defisit sebesar US$1,8 miliar.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual memperkirakan surplus neraca dagang mencapai US$4,01 miliar pada Mei 2025. Ia menilai lonjakan surplus tersebut lebih disebabkan oleh pelemahan impor yang cukup tajam.
Secara perinci, David memaparkan bahwa ekspor naik sebesar 5,52% secara tahunan (YoY) dan tumbuh 13,58% secara bulanan (MoM). Di sisi lain, impor hanya naik tipis 0,74% (YoY), bahkan mencatat penurunan 5,06% secara bulanan.
"Secara keseluruhan terms of trade Indonesia turun dibandingkan bulan lalu, terutama karena harga CPO turun relatif lebih dalam dibandingkan minyak atau batubara," jelas David kepada Bisnis, Senin (30/6/2025).
Baca Juga
Mengacu pada big data, ia menyebutkan bahwa baik belanja dari sisi importir maupun penerimaan dari eksportir sama-sama mengalami perlambatan. Namun, penurunan belanja impor lebih signifikan, mencapai -20%.
"Dari rilis data ekspor-impor negara lain terhadap Indonesia, impor Indonesia memang jauh lebih melambat dibandingkan ekspor sehingga surplus membesar," ungkapnya.