Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsensus Proyeksi Inflasi Juni dan Neraca Dagang Mei 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Juni 2025 dan neraca perdagangan Mei 2025 pada hari ini, Selasa (1/7/2025).
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Neraca Dagang Masih Surplus

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencatat surplus pada Mei 2025, memperpanjang rekor surplus hingga 61 bulan berturut-turut.

Konsensus proyeksi 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg menyebut median nilai surplus neraca perdagangan pada Mei 2025 diperkirakan mencapai US$2,39 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi surplus pada April 2025 yang hanya sebesar US$160 juta.

Estimasi tertinggi berasal dari ekonom Mega Capital Indonesia, Lionel Priyadi, yang memperkirakan surplus perdagangan mencapai US$4,9 miliar. Di sisi lain, estimasi terendah berasal dari ekonom Oversea-Chinese Banking, Lavanya Venkateswaran, yang memperkirakan defisit sebesar US$1,8 miliar.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual memperkirakan surplus neraca dagang mencapai US$4,01 miliar pada Mei 2025. Ia menilai lonjakan surplus tersebut lebih disebabkan oleh pelemahan impor yang cukup tajam.

Secara perinci, David memaparkan bahwa ekspor naik sebesar 5,52% secara tahunan (YoY) dan tumbuh 13,58% secara bulanan (MoM). Di sisi lain, impor hanya naik tipis 0,74% (YoY), bahkan mencatat penurunan 5,06% secara bulanan.

"Secara keseluruhan terms of trade Indonesia turun dibandingkan bulan lalu, terutama karena harga CPO turun relatif lebih dalam dibandingkan minyak atau batubara," jelas David kepada Bisnis, Senin (30/6/2025).

Mengacu pada big data, ia menyebutkan bahwa baik belanja dari sisi importir maupun penerimaan dari eksportir sama-sama mengalami perlambatan. Namun, penurunan belanja impor lebih signifikan, mencapai -20%.

"Dari rilis data ekspor-impor negara lain terhadap Indonesia, impor Indonesia memang jauh lebih melambat dibandingkan ekspor sehingga surplus membesar," ungkapnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper