Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong produk UMKM untuk bisa dikenal di mancanegara melalui program UMKM Bisa Ekspor.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan, program UMKM Bisa Ekspor diharapkan bisa meningkatkan kontribusi ekspor yang dilakukan UMKM.
“Program kami adalah memfasilitasi agar para UMKM ini bisa memperluas pasarnya secara global. Nah, itu yang kami upayakan dan kita selalu lakukan dan hasilnya juga sangat positif, dan so far juga ada hasilnya,” kata Punto saat ditemui Bisnis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, seusai melakukan pelepasan Tim Jelajah Ekspor 2025, Rabu (25/6/2025).
Dalam hal peningkatan ekspor, Punto menuturkan, salah satu upaya yang dilakukan Kemendag adalah melalui perluasan pasar ekspor seperti perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA).
Dia menjelaskan, dengan adanya FTA, maka produk UMKM bisa lebih bersaing termasuk dari sisi tarif. Dengan begitu, produk lokal bisa diterima lebih luas di mancanegara.
“Kebayang enggak kalau misalnya kita nanti bisa masuk ke pasar Eurasia. Terus Eropa, ini kan sebentar lagi Uni Eropa. Kemudian misalnya dari Amerika Latin, dan Kanada kan juga sudah selesai. Amerika Latin, Peru itu juga sedang digarap. Artinya, market access-nya juga semakin luas,” tuturnya.
Baca Juga
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut, Indonesia memiliki potensi yang lebar untuk mengekspor ke pasar internasional. Namun, masalah yang terjadi adalah para UMKM tidak mengetahui cara mengekspor. Kendati demikian, dia menilai, media juga memiliki peran yang penting untuk membuka pasar ekspor.
“Kita [Indonesia] itu potensi ekspornya banyak, potensi ekspor besar. Tetapi kadang-kadang tidak tahu bagaimana cara ekspor dan sebagainya sehingga menurut kami peran media itu sangat penting,” kata Budi.
Menurutnya, media bisa memberikan informasi mengenai informasi pasar hingga peluang pasar terhadap UMKM. Dengan informasi tersebut, maka akan memudahkan UMKM untuk mengekspor produk.
Budi menyebut, perlu dilakukan kolaborasi bersama pelaku usaha, termasuk media. Dengan begitu, diharapkan target pertumbuhan ekspor nasional yang akan mencapai 7,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau senilai US$294,45 miliar pada 2025.
“Kami pemerintah tentu tidak bisa berjalan sendiri, jadi kami bersama pelaku usaha dan media tentunya bisa mendorong program ekspor kita itu bisa berjalan dengan baik sesuai target 7,1%,” pungkasnya.