Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lewati China, AS - Meksiko Segera Sepakati Perjanjian Tarif Impor Baja

Amerika Serikat (AS) dan Meksiko hampir mencapai kesepakatan yang akan menghapus tarif 50% Presiden Donald Trump atas impor baja hingga volume tertentu.
Ilustrasi pabrik pengolahan baja./imip.co.id
Ilustrasi pabrik pengolahan baja./imip.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Meksiko hampir mencapai kesepakatan yang akan menghapus tarif 50% Presiden Donald Trump atas impor baja hingga volume tertentu. Kesepakatan itu adalah pembaruan dari perjanjian serupa antara kedua negara selama masa jabatan pertama Trump. 

Kesepakatan itu, tercapai di tengah negosiasi alot antara Amerika Serikat dengan China yang dilakukan di London sejak kemarin.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut dikutip dari Bloomberg pada Rabu (11/6/2025), Trump tidak terlibat langsung dalam negosiasi dan harus menandatangani kesepakatan apa pun. Pembicaraan dipimpin oleh Menteri Perdagangan Howard Lutnick, menurut orang-orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut bersifat tertutup.

Sumber Bloomberg mengatakan kesepakatan tersebut belum difinalisasi. Berdasarkan ketentuan saat ini, kesepakatan tersebut akan memungkinkan pembeli AS untuk mengimpor baja Meksiko bebas bea selama mereka menjaga total pengiriman di bawah level berdasarkan volume perdagangan historis. 

Batasan baru tersebut akan lebih tinggi daripada yang diizinkan berdasarkan kesepakatan serupa selama masa jabatan pertama Trump. Adapun, balasan tersebut tidak ditetapkan dengan angka yang pasti, tetapi dirancang untuk mencegah lonjakan.

Pembicaraan itu juga dilakukan menjelang pertemuan puncak para pemimpin G7 di Kanada, tempat kedua presiden kemungkinan akan bertemu.

Menurut data Departemen Perdagangan, impor baja AS dari Meksiko berjumlah sekitar 3,2 juta metrik ton tahun lalu, yang mencakup 12% dari total pengiriman material.

Kesepakatan sebelumnya yang dicapai AS dengan Meksiko pada 2019, selama masa jabatan pertama Trump, sepakat untuk mencegah volume impor yang melampaui level rata-rata untuk periode 2015-2017.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar ini. Juru Bicara Kantor Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Dalam sebuah acara pada Selasa (10/6/2025) waktu setempat, Menteri Ekonomi Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan bahwa dia memberi tahu pejabat AS dalam pertemuan minggu lalu bahwa tarif baja tidak dapat dibenarkan dalam kasus Meksiko. Hal ini karena AS mengirim lebih banyak baja ke Meksiko daripada sebaliknya. 

Jumat lalu, dia mengunggah gambar yang menunjukkan dirinya berjabat tangan dengan Lutnick yang tersenyum di Washington.

"Kami menunggu tanggapan mereka, karena pada hari Jumat kami memberi mereka rincian argumen Meksiko dan kami benar. Jadi kami akan menunggu tanggapan mereka yang mungkin akan terjadi minggu ini," kata Ebrard.

Trump minggu lalu mengumumkan akan menggandakan bea masuk baja menjadi 50% setelah mengatakan akan menyetujui pembelian United States Steel Corp. oleh Nippon Steel Corp. Jepang, sebuah langkah yang menurutnya akan melindungi industri dalam negeri dan keamanan nasional. 

Meski para pembuat baja dalam negeri menyambut baik langkah tersebut, para pengguna akhir telah mendesak pemerintah untuk melonggarkan tarif. 

Negosiasi tersebut terjadi saat Sheinbaum mencari kesepakatan dengan Trump mengenai imigrasi dan perdagangan narkoba melintasi perbatasan bersama mereka, yang diminta pemimpin AS itu untuk dihentikan oleh Meksiko. 

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem menuduh Sheinbaum mendorong lebih banyak protes anti-deportasi di Los Angeles, tempat AS telah mengerahkan pasukan. Merespons tuduhan tersebut, Sheinbaum menyebut klaim Noem sebagai hal yang salah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper