Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri UMKM Bakal Panggil TikTok-Tokopedia Bahas Permasalahan Migrasi Seller

Kementerian UMKM akan memanggil manajemen TikTok-Tokopedia, menyusul adanya keluhan dari para penjual terkait proses migrasi dari Tokopedia ke TikTok Shop.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman usai mengadakan pertemuan dengan perwakilan perusahaan transportasi online Maxim dan inDrive di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2025). - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman usai mengadakan pertemuan dengan perwakilan perusahaan transportasi online Maxim dan inDrive di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2025). - BISNIS/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam waktu dekat akan memanggil manajemen TikTok-Tokopedia, menyusul adanya keluhan dari para penjual terkait proses migrasi dari Tokopedia ke TikTok Shop.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan, pemanggilan akan dilakukan dalam waktu dekat oleh Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM.

“Tunggu aja tanggal mainnya, kita akan tuntaskan. Dalam waktu dekat, Deputi Usaha Kecil akan memanggil teman-teman aplikator dan e-commerce,” kata Maman ketika ditemui di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

“Tentunya dipanggil dan nanti akan menyiapkan perangkat aturannya,” lanjut Maman.

Sebelumnya, Maman berencana memanggil TikTok-Tokopedia untuk menggali lebih dalam terkait proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan mendapat banyak keluhan dari penjual di platform tersebut.

“Saya rasa nanti kami akan panggil [TikTok-Tokopedia]. Kami akan cek nanti seperti apa [permasalahannya],” kata Maman ketika ditemui di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2025).

Sementara itu, TikTok telah angkat bicara mengenai proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan di kalangan pelaku usaha.

Dalam catatan Bisnis, seorang Juru Bicara TikTok mengatakan integrasi kedua platform e-commerce ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kepada pengguna serta pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia.

“Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/6/2025).

Sejak akuisisi Tokopedia, TikTok mengungkapkan fokus perusahaan pada memanfaatkan kekuatan kedua platform dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada berbagai segmen pengguna. Pihaknya pun menyadari proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan.

“Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual (seller center), bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata juru bicara TikTok.

Lebih lanjut, menurut Newsroom TikTok, disebutkan bahwa salah satu langkah konkret dari integrasi ini adalah penggabungan pusat penjual Tokopedia dan TikTok Shop Seller Center.

Penggabungan ini bertujuan membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM, baik dari sisi jangkauan pasar lewat ekosistem Tokopedia maupun peningkatan visibilitas produk melalui fitur afiliasi dan promosi TikTok.

TikTok juga meluruskan sejumlah informasi yang dianggap menyesatkan terkait seller center gabungan tersebut. Tiktok mengklarifikasi bahwa penjual tidak wajib memiliki toko di kedua platform.

Penjual bebas memilih berjualan hanya di Tokopedia, TikTok Shop, atau keduanya. Kemudian, penjual tidak wajib membuat konten video di TikTok. Penjual tetap bisa fokus berjualan di Tokopedia jika belum memiliki sumber daya untuk promosi video.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper