Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha Vietnam memborong produk pertanian asal Amerika Serikat (AS) melalui 20 kesepakatan perdagangan senilai US$3 miliar sebagai bagian dari negosiasi perang dagang.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/6/2025), kesepakatan ini mulai efektif pekan depan. Nota kesepahaman atas transaksi ini dilakukan saat diskusi berlangsung yang melibatkan Menteri Pertanian dan Lingkungan Vietnam Do Duc Duy. Acara berlangsung pada 2—6 Juni 2025 di Iowa, Ohio, Maryland and Washington, AS.
“Kesepakatan ini menekankan komitmen kuat dan niat baik komunitas bisnis dan Pemerintah Vietnam untuk mempromosikan perdagangan yang seimbang dengan AS, dan mendorong pemerintahan Trump mempertimbangkan kembali tarif resiprokal yang tinggi terhadap barang asal Vietnam,” dikutip dari keterangan resmi kementerian.
Vietnam telah melakukan pendekatan diplomatik secara intens dengan AS, pasar ekspor terbesarnya. Vietnam mengincar agar tarif 46% tak berlaku di tengah potensi diskusi selama 90 hari. Referensi niat baik digunakan dalam perbincangan saat negara-negara Asia Tenggara mengirimkan balasan terhadap permintaan perdagangan AS setelah Trump berjanji untuk terus menekan negara tersebut untuk mengurangi eksposurnya terhadap China.
Vietnam menyebut bahwa progres setelah pembicaraan dagang ronde kedua bulan lalu menyisakan beberapa permasalahan. Namun, dia menyebut ada langkah-langkah yang ditempuh untuk mengurai kekhawatiran AS, seperti penipuan perdagangan dan pembelian produk pertanian Negeri Paman Sam.
Hubungan Hanoi dengan tetangganya, China sebagai mitra dagang bilateral terbesar mengganggu AS. Sebelumnya, sikap AS enggan melunak karena Vietnam terus melakukan ekspor kembali produk asal China ke AS dalam volume yang signifikan.
Baca Juga
Tyler Manh Dung Nguyen, chief market strategist at Ho Chi Minh City Securities JSC mengatakan memangkas China dari rantai pasok Vietnam itu tak realistis. Namun, Vietnam telah berjanji akan memborong lebih banyak komoditas asal AS, termasuk setidaknya komoditas pertanian senilai US$2 miliar.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan mitranya dari China Xi Jinping keras dan sangat sulit diajak berunding, hanya beberapa hari setelah menuduh Beijing melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif. Selain itu, Washington menggandakan tarif impor baja dan aluminium dan mendesak mitra dagang untuk mengajukan penawaran terbaik mereka guna menghindari pungutan impor yang lebih besar.